Ribuan warga Bahrain mengadakan demonstrasi anti-pemerintah untuk hari ketiga di ibukota, Manama, di mana banyak dari mereka menghadiri pemakaman demonstran kedua yang ditembak tewas oleh polisi sehari sebelumnya.
Sekurang-kurangnya 2.000 orang yang sebagian besar aktivis Syiah menduduki Lapangan Mutiara di Manama, Rabu, setelah mendirikan tenda perkemahan pada hari Selasa dan berada di udara terbuka untuk malam pertama. Demonstrasi ini mirip dengan pendudukan sebuah lapangan di Kairo oleh para aktivis Mesir yang menggulingkan presiden mereka pekan lalu setelah pemberontakan selama 18 hari.
Para demonstran Bahrain menghadiri pemakaman seorang pria Syiah yang ditembak oleh polisi, Selasa, ketika para pelayat yang berkumpul di Manama untuk acara pemakaman demonstran Syiah yang lain yang tewas dalam bentrokan dengan polisi sehari sebelumnya.
Banyak demonstran di Lapangan Mutiara bertekad untuk tetap berada di sana sampai mereka meraih tujuan mereka. Sebagian menyerukan penggulingan keluarga kerajaan Sunni yang minoritas yang memerintah negara pulau di Teluk Persia ini, sementara yang lainnya menuntut pengunduran diri segera Perdana Menteri Bahrain yang sudah lama menjabat, Sheik Khalifa ibnu Salman al-Khalifa.
Para demonstran anti-pemerintah juga menghendaki agar keluarga yang memerintah di Bahrain membebaskan tahanan politik, menyerahkan kekuasaannya untuk mengangkat para pejabat senior dan membuka kesempatan lebih besar bagi mayoritas Syiah, yang sudah sejak lama mengeluh tentang diskriminasi.
Ribuan Demonstran Bahrain Duduki Lapangan Manama untuk Hari Ketiga
Sekurang-kurangnya 2.000 orang yang sebagian besar aktivis Syiah menduduki Lapangan Mutiara di Manama untuk hari ketiga.