Partai oposisi terkemuka Bahrain mengatakan paling sedikit empat demonstran lagi tewas, Kamis pagi, ketika polisi huru-hara menyerbu lapangan utama di ibukota, Manama. Aparat juga menghalau ribuan demonstran yang telah mendirikan perkemahan sembari menuntut perubahan politik besar-besaran di negara ini.
Pasukan keamanan dengan menembakkan gas air mata, granat asap dan peluru karet memasuki Lapangan Mutiara sebelum Subuh, menyerang demonstran yang sebagian besar kaum Syiah. Termasuk di antara para demonstran adalah wanita dan anak-anak yang telah menduduki daerah tersebut sejak Selasa. Banyak dari yang cedera dilarikan ke rumah sakit setempat.
Pada Kamis Subuh, Lapangan Mutiara sudah hampir kosong-melompong. Yang terlihat hanyalah beberapa orang yang sedang ditanyai oleh polisi.
Pasukan keamanan Bahrain, Rabu, membendung puluhan ribu warga yang berkumpul untuk sebuah demonstrasi pro-demokrasi. Menjelang malam, massa yang sangat besar dan bersemangat yang sebagian besar adalah aktivis Muslim Syiah bertambah besar di Lapangan Mutiara setelah sehari demonstrasi damai. Sebelumnya, ratusan orang bergabung dengan barisan untuk menyatakan duka-cita mereka atas salah satu dari dua orang yang tewas sejak Senin.
Para pemimpin oposisi Syiah di Bahrwain mengeluarkan jaminan mereka, Rabu, bahwa mereka tidak berminat mengubah kerajaan ini menjadi sebuah negara teokrasi ala Iran.
Harian The Wall Street Journal melaporkan bahwa tujuh organisasi oposisi, termasuk partai terkemuka Syiah, Wefaq, mengumumkan mereka telah membentuk sebuah komisi untuk membantu mengkoordinasi kegiatan protes dan menyatukan tuntutan demonstran. Harian ini mengatakan komisi tersebut berencana menggelar aksi demonstrasi besar-besaran pada hari Sabtu mendatang.