Sedikitnya 35 orang cedera, Minggu, di wilayah Kurdistan, Irak Utara, ketika pasukan keamanan bentrok dengan demonstran yang melempar batu, memrotes para korupsi oleh pejabat dan kurangnya pelayanan pokok.
Sumber dari Rumah Sakit di kota Sulaimaniya mengatakan polisi anti-huru hara menggunakan peluru tajam dan gas air mata untuk membubarkan protes di sana. Tujuh demonstran ditembak dalam bentrokan. Semua dilaporkan dalam kondisi stabil. Dua wartawan lokal dan tujuh polisi termasuk di antara orang-orang yang cedera.
Di wilayah semi-otonomi Kurdistan hampir selalu terjadi protes terus menerus dalam beberapa bulan terakhir. Para demonstran, yang tampaknya terinspirasi oleh aksi unjuk rasa di negara-negara Arab lainnya, menuntut reformasi politik dan ekonomi tetapi bukan perubahan rezim. Sedikitnya tujuh demonstran tewas sejak tanggal 17 Februari di Sulaimaniya, kota terbesar kedua di Kurdistan.
Dalam pertemuan hari Sabtu dengan Ketua DPR Amerika John Boehner, Perdana Menteri Nouri al-Maliki memuji pasukan keamanan Irak yang dianggap siap melindungi negara. Perjalanan Boehner ke Irak yang tidak diumumkan sebelumnya adalah yang pertama ke negara itu sejak ia menjabat ketua DPR Amerika pada bulan Januari.
Maliki mengatakan pasukan bersenjata Irak mampu memikul tanggung jawab menjaga keamanan. Lebih lanjut Maliki mengatakan kira-kira 47.000 tentara Amerika di Irak harus meninggalkan negara ini pada tanggal 31 Desember, seperti yang dinyatakan dalam perjanjian keamanan antara Baghdad dan Washington.