Otoritas pemerintah Aceh mengatakan, kota Sabang dan Banda Aceh dijadikan lokasi konferensi yang akan membahas kemitraan ketiga negara di berbagai sektor strategis, terutama terkait pertumbuhan ekonomi dan investasi berkelanjutan.
Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh H Iskandar mengatakan Sabtu (5/7), dengan dukungan pemerintah pusat dan sejumlah mitra luar negeri, panitia Aceh menyatakan cukup siap untuk menyelenggarakan acara berskala internasional itu.
Iskandar mengatakan, percepatan pertumbuhan ekonomi dan investasi menjadi salah satu pembahasan kunci dari pertemuan regional ketiga negara.
Awal September mendatang konferensi IMT-GT dijadwalkan digelar di Aceh, tambah Iskandar. Para pejabat dan pelaku bisnis kunci dari ketiga negara dijadwalkan akan hadir dalam konferensi IMT-GT di Aceh.
Analis mengatakan, momentum konferensi dinilai dapat menjadi pentas bagi pemerintah Aceh untuk mendorong dan menumbuhkan iklim investasi yang lebih kondusif dalam memperkuat pengembangan sektor ekonomi, terutama bidang agro industri, pariwisata, infrastruktur, energi dan sumberdaya manusia (pendidikan).
Politisi muda Aceh Bardan Sahidi menyorot khusus kemitraan strategis ketiga negara untuk meningkatkan investasi teknologi utamanya bidang pertanian perkebunan dan industri kreatif di Aceh
Otoritas pemerintah Aceh berharap, konferensi dapat memfasilitasi dan meningkatkan perdagangan kawasan di ketiga negara, Indonesia-Malaysia, dan Thailand.
Beberapa analis mengatakan, kemitraan ketiga negara melalui forum IMT-GT dinilai mampu mengatasi masalah-masalah, yang terkait erat dengan ketenagakerjaan, dan berbagai komitmen dibidang ekonomi dan investasi.
Pejabat Dinas Pariwsata Aceh Hasnanda Putra mengatakan, kemitraan bidang pariwisata yang sudah dirintis dengan baik, selama ini dengan pihak Malaysia.
Forum kemitraan pertumbuhan kawasan Indonesia, Malaysia dan Thailand (IMT-GT) melibatkan 10 provinsi di Sumatera, delapan negara bagian di Malaysia dan 14 propinsi di Thailand.
Beberapa praktisi bisnis mengatakan untuk lebih bangkit secara ekonomi dan mewujudkan investasi yang berbasis keadilan dan saling menguntungkan, beberapa propinsi di Sumatera perlu lebih mewujudkan menejemen pemerintahan yang bersih dan transparan terhadap dunia usaha, baik lokal, regional maupun pebisnis global.
Investasi dengan peroleh devisa terbesar di Sumatera, khususnya Aceh sampai saat ini masih didominasi oleh sektor pertambangan, minyak dan gas, menyusul perkebunan dan berbagai investasi sektor perdagangan ekspor impor.