Pesawat yang membawa Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa batal mendarat pada Jumat (1/3) di kota Air Terjun Victoria, setelah pihak berwenang menerima email tentang "ancaman bom dan senjata api yang dapat dipercaya." Mnangagwa sedianya menghadiri konferensi internasional di kota itu.
Juru bicara kepresidenan George Charamba mengeluarkan pernyataan yang mengonfirmasi pembatalan itu. Charamba mengatakan bahwa pihak berwenang menerima email tentang ancaman bom di bandara Air Terjun Victoria.
“Sebagai tindakan pencegahan, sistem keamanan negara sekarang dalam siaga tinggi menyusul pesan yang sumber dan kredibilitasnya juga sedang diselidiki. … Bangsa ini diminta untuk tetap tenang saat penyelidikan sedang dilakukan, yang hasilnya akan diumumkan kepada publik oleh lembaga pemerintah terkait setelah penyelidikan selesai,” kata pernyataan itu.
Mnangagwa, lanjut pernyataan itu, “yang pagi ini ditugaskan untuk menyampaikan pidato di kota resor utama Air Terjun Victoria, harus menunda perjalanannya karena penyelidikan yang sedang berlangsung.”
Clement Mukwasi, presiden Asosiasi Pengusaha untuk Operator Tur dan Safari Zimbabwe, membenarkan menerima berita tentang ancaman bom tersebut.
“Sepertinya ancaman (bom) ini hanya terbatas di bandara saja,” katanya kepada VOA dari Air Terjun Victoria. “Tidak ada dampak apa pun terhadap aktivitas sebenarnya di Air Terjun Victoria. Para wisatawan senang. Mereka beraktivitas seperti biasa. Semua kegiatan yang dijadwalkan sedang berlangsung. Dan kami belum melihat kehadiran polisi.”
Air Terjun Victoria adalah tujuan wisata utama di perbatasan dengan Zambia. Kota ini berjarak sekitar 900 kilometer dari Harare, tempat sebagian besar konferensi internasional diadakan. Mnangagwa dijadwalkan menghadiri upacara penutupan Konferensi Energi Terbarukan Internasional Afrika Selatan pada Jumat. [ft/ah]