Sebuah laporan baru memprediksi, Afrika akan mengalami pertumbuhan penduduk terbesar di dunia antara sekarang dan 2050. Laporan dari Biro Referensi Penduduk menyebutkan, jumlah penduduk di kawasan termiskin di dunia itu akan naik lebih dari dua kali, dari 1,1 miliar menjadi 2,4 miliar.
Biro Referensi Penduduk yang berbasis di Washington, DC, mengatakan hal itu akan menjadi pertumbuhan terbesar di dunia dibandingkan kawasan manapun termasuk Asia, yang kini menjadi tempat bermukim sekitar 60 persen orang di dunia.
Sebagian besar kenaikan itu akan terjadi di negara-negara Sub-Sahara Afrika, di mana tingkat kesuburan termasuk tertinggi di dunia. Di sana, jumlah penduduk diperkirakan naik dari 926 juta menjadi hampir 2,2 miliar.
Carl Haub adalah pakar demografi senior pada Biro Referensi Penduduk, organisasi nirlaba berbasis di Washington, yang melaporkan tentang isu-isu kependudukan dan dampaknya pada kesehatan dan lingkungan. Ia mengatakan, pertumbuhan penduduk di Afrika mungkin malah lebih besar dari perkiraan.
"Sub-Sahara Afrika, tak diragukan lagi, berpotensi mengalami pertumbuhan penduduk paling besar dibandingkan kawasan lain. Proyeksinya kini, kenaikan itu akan sekitar dua setengah kali. Tetapi yang penting diingat, bahkan proyeksi itu mengasumsi angka kelahiran di sub-Sahara Afrika akan menurun. Padahal, di banyak negara di sana, angka kelahiran itu tidak turun,” ujarnya.
Laporan Biro Referensi Penduduk itu menunjukkan, rata-rata perempuan di sub-Sahara Afrika kini mempunyai 5,2 anak, dibandingkan rata-rata 1,6 di Eropa dan 1,9 di Amerika Utara.
Di beberapa negara Afrika, seperti Niger, angka kelahiran setinggi 7,6 anak untuk tiap perempuan. Menurut Haub, bahkan dengan asumsi angka kelahiran ini akan menurun terus dalam beberapa puluh tahun mendatang, penduduk Niger diperkirakan tetap naik hampir empat kali menjelang 2050.
Di masa lalu, pertumbuhan penduduk di banyak negara Afrika diperlambat oleh tingginya angka HIV/AIDS dan kematian bayi. Tetapi membaiknya akses ke perawatan kesehatan sekarang ini di seluruh benua itu membuat orang lebih panjang umur.
Walau itu hal yang baik, kata Haub, negara-negara Afrika kini harus aktif berusaha mengurangi tingkat kesuburan mereka agar di masa depan tidak terjadi lonjakan pertumbuhan penduduk.
Haub menambahkan, jika penduduk Afrika tumbuh pada tingkat yang diproyeksikan -atau bahkan lebih cepat- bisa menimbulkan banyak masalah, termasuk tingginya angka kemiskinan dan pengangguran, serta kerusakan lingkungan. Menurutnya, itu juga bisa mempengaruhi bantuan asing dari donor, yang anggarannya semakin tidak cukup karena semakin banyak orang yang membutuhkan bantuan. (VOA/Jennifer Lazuta)
Biro Referensi Penduduk yang berbasis di Washington, DC, mengatakan hal itu akan menjadi pertumbuhan terbesar di dunia dibandingkan kawasan manapun termasuk Asia, yang kini menjadi tempat bermukim sekitar 60 persen orang di dunia.
Sebagian besar kenaikan itu akan terjadi di negara-negara Sub-Sahara Afrika, di mana tingkat kesuburan termasuk tertinggi di dunia. Di sana, jumlah penduduk diperkirakan naik dari 926 juta menjadi hampir 2,2 miliar.
Carl Haub adalah pakar demografi senior pada Biro Referensi Penduduk, organisasi nirlaba berbasis di Washington, yang melaporkan tentang isu-isu kependudukan dan dampaknya pada kesehatan dan lingkungan. Ia mengatakan, pertumbuhan penduduk di Afrika mungkin malah lebih besar dari perkiraan.
"Sub-Sahara Afrika, tak diragukan lagi, berpotensi mengalami pertumbuhan penduduk paling besar dibandingkan kawasan lain. Proyeksinya kini, kenaikan itu akan sekitar dua setengah kali. Tetapi yang penting diingat, bahkan proyeksi itu mengasumsi angka kelahiran di sub-Sahara Afrika akan menurun. Padahal, di banyak negara di sana, angka kelahiran itu tidak turun,” ujarnya.
Laporan Biro Referensi Penduduk itu menunjukkan, rata-rata perempuan di sub-Sahara Afrika kini mempunyai 5,2 anak, dibandingkan rata-rata 1,6 di Eropa dan 1,9 di Amerika Utara.
Di beberapa negara Afrika, seperti Niger, angka kelahiran setinggi 7,6 anak untuk tiap perempuan. Menurut Haub, bahkan dengan asumsi angka kelahiran ini akan menurun terus dalam beberapa puluh tahun mendatang, penduduk Niger diperkirakan tetap naik hampir empat kali menjelang 2050.
Di masa lalu, pertumbuhan penduduk di banyak negara Afrika diperlambat oleh tingginya angka HIV/AIDS dan kematian bayi. Tetapi membaiknya akses ke perawatan kesehatan sekarang ini di seluruh benua itu membuat orang lebih panjang umur.
Walau itu hal yang baik, kata Haub, negara-negara Afrika kini harus aktif berusaha mengurangi tingkat kesuburan mereka agar di masa depan tidak terjadi lonjakan pertumbuhan penduduk.
Haub menambahkan, jika penduduk Afrika tumbuh pada tingkat yang diproyeksikan -atau bahkan lebih cepat- bisa menimbulkan banyak masalah, termasuk tingginya angka kemiskinan dan pengangguran, serta kerusakan lingkungan. Menurutnya, itu juga bisa mempengaruhi bantuan asing dari donor, yang anggarannya semakin tidak cukup karena semakin banyak orang yang membutuhkan bantuan. (VOA/Jennifer Lazuta)