Negara-negara Afrika Timur telah sepakat untuk mengirim pasukan ke Sudan Selatan, guna membantu menegakkan kesepakatan gencatan senjata yang rapuh antara pasukan pemerintah dan pemberontak.
Pengumuman muncul hari Kamis (13/3) pada pertemuan puncak blok regional Afrika Timur IGAD (Intergovernmental Authority on Development) di ibukota Ethiopia, Addis Ababa.
Reporter VOA Marthe van der Wolf, yang meliput KTT itu, mengatakan pasukan akan melindungi para pemantau gencatan senjata IGAD dan bisa juga digunakan untuk melindungi ladang minyak. Dia mengatakan mereka tidak diharapkan untuk melindungi warga sipil.
Ethiopia, Kenya, Burundi dan Rwanda akan memberikan kontribusi tentara untuk pasukan itu, yang ukurannya tidak diumumkan.
Seyoum Mesfin, kepala mediator perundingan perdamaian antara faksi-faksi Sudan Selatan, mengatakan pasukan itu seharusnya mulai tiba pada pertengahan April.
IGAD menengahi pembicaraan perdamaian antara pemerintah Sudan Selatan dan pemberontak. Mereka menandatangani kesepakatan untuk menghentikan permusuhan pada bulan Januari tapi bentrokan terus berlanjut.
Pertempuran dan kekerasan etnis yang dipicu oleh konflik itu telah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan hampir satu juta orang meninggalkan rumah mereka
Pengumuman muncul hari Kamis (13/3) pada pertemuan puncak blok regional Afrika Timur IGAD (Intergovernmental Authority on Development) di ibukota Ethiopia, Addis Ababa.
Reporter VOA Marthe van der Wolf, yang meliput KTT itu, mengatakan pasukan akan melindungi para pemantau gencatan senjata IGAD dan bisa juga digunakan untuk melindungi ladang minyak. Dia mengatakan mereka tidak diharapkan untuk melindungi warga sipil.
Ethiopia, Kenya, Burundi dan Rwanda akan memberikan kontribusi tentara untuk pasukan itu, yang ukurannya tidak diumumkan.
Seyoum Mesfin, kepala mediator perundingan perdamaian antara faksi-faksi Sudan Selatan, mengatakan pasukan itu seharusnya mulai tiba pada pertengahan April.
IGAD menengahi pembicaraan perdamaian antara pemerintah Sudan Selatan dan pemberontak. Mereka menandatangani kesepakatan untuk menghentikan permusuhan pada bulan Januari tapi bentrokan terus berlanjut.
Pertempuran dan kekerasan etnis yang dipicu oleh konflik itu telah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan hampir satu juta orang meninggalkan rumah mereka