Organisasi Amnesty International telah merilis laporan yang mengatakan pihak berwenang Burundi menumpas sejumlah demonstrasi politik awal tahun ini seperti demonstrasi itu sebuah pemberontakan dan menggunakan kekerasan mematikan untuk membungkam para demonstran anti pemerintah.
Wakil Direktur regional Amnesty International untuk Afrika Timur, Sarah Jackson mengatakan adalah sebuah tragedi para demonstran "menghadapi peluru agar suara mereka didengar".
Ia mengimbau pihak berwenang Burundi agar "secepatnya, secara cermat dan transparan" menyelidiki penggunaan kekerasan terhadap demonstran dan mengadili siapa saja yang bertanggung jawab.
Puluhan orang tewas dalam kerusuhan itu.
Amnesty International mengatakan penyelidikan itu mendapati bahwa polisi menembak demonstran tidak bersenjata yang lari dari mereka. Organisasi itu mengatakan polisi menggunakan gas air mata dan peluru sungguhan bahkan ketika ada anak-anak.
Laporan itu juga mengecam penutupan media setelah pejabat militer melakukan kudeta yang gagal. Amnesty International mengatakan polisi "menyerang" fasilitas-fasilitas media membuat mereka tidak bisa melakukan penyiaran.(my/ab)