Tautan-tautan Akses

Anggota Republik DPR AS: Tidak Ada Bukti Kolusi Trump-Rusia


Anggota DPR AS dari Partai Republik, Mike Conaway (kanan), memberikan keterangan kepada media seusai mewawancarai mantan ahli strategi Gedung Putih, Steve Bannon, 15 Februari 2018 di Capitol Hill di Washington. (Foto: dok).
Anggota DPR AS dari Partai Republik, Mike Conaway (kanan), memberikan keterangan kepada media seusai mewawancarai mantan ahli strategi Gedung Putih, Steve Bannon, 15 Februari 2018 di Capitol Hill di Washington. (Foto: dok).

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim pembelaan setelah Komite Intelijen DPR menyimpulkan pada hari Senin (12/3) bahwa Rusia melakukan serangan dunia maya terhadap lembaga politik Amerika dalam pemilihan presiden 2016, namun tidak berkolusi dengan kampanye Trump.

Trump merayakan pengumuman tersebut dengan cuitan, sementara Partai Demokrat bereaksi dengan kritik keras yang mengatakan bahwa komite yang dipimpin oleh Partai Republik tersebut telah gagal membela Amerika Serikat dengan tidak melakukan proses investigasi yang serius.

Pemimpin Fraksi Demokrat di DPR AS, Nancy Pelosi. (Foto: dok).
Pemimpin Fraksi Demokrat di DPR AS, Nancy Pelosi. (Foto: dok).

Pemimpin Fraksi Demokrat di DPR, Nancy Pelosi, mengatakan langkah tersebut adalah yang terakhir yang dilakukan oleh oleh para anggota DPR dari Partai Republik untuk “menghalangi dan mengganggu” penyelidikan tentang campur tangan Rusia dalam pemilu 2016.

Anggota DPR Mike Conaway dari Partai Republik, Texas, yang memimpin penyelidikan tersebut, Senin (12/3) mengatakan bahwa panitia tidak lagi akan mewawancarai lebih banyak saksi dan fraksi Republik yang mayoritas akan membagikan laporan setebal 150 halaman itu kepada fraksi minoritas Demokrat pada hari Selasa (13/3).

“Kami tidak menemukan bukti adanya kolusi,” kata Conaway kepada para wartawan, seraya menunjukkan bahwa mereka yang percaya adanya kolusi itu telah membaca terlalu novel mata-mata.

Anggota DPR Mike Conaway dari Partai Republik, Texas.(Foto: dok).
Anggota DPR Mike Conaway dari Partai Republik, Texas.(Foto: dok).

Laporan tersebut bertentangan dengan evaluasi komunitas intelijen Amerika bulan Januari 2017, bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemerintahannya “mengembangkan preferensi yang jelas” bagi Trump dan “ingin membantu” peluang Trump untuk mengalahkan penantangnya dari Partai Demokrat Hillary Clinton.

Baca juga: Fraksi Republik DPR: Tak Ada Bukti Kolusi Trump-Rusia

Komite Intelijen Senat juga mengadakan penyelidikan tentang intervensi Rusia tersebut, dan diharapkan mengeluarkan laporan bipartisan dalam beberapa minggu mendatang. Panel Senat diperkirakan akan mengeluarkan temuan mengenai isu yang lebih kontroversial mengenai Koordinasi antara kampanye Trump dan Rusia pada kemudian hari.

Baca juga: Pejabat Intelijen: AS Tak Punya ‘’Strategi Koheren’’ untuk Tangkal Ancaman Rusia

Berbagai penyelidikan oleh Kongres Amerika itu terpisah dari yang dilakukan oleh penyidik khusus Robert Mueller. Tidak seperti penyelidikan Mueller, investigasi kongres tidak bersifat kriminal namun berguna sebagai informasi kepada masyarakat dan untuk merekomendasikan kemungkinan pembuatan suatu rancangan undang-undang. [lt]

XS
SM
MD
LG