Tautan-tautan Akses

AS Kecam Iran yang Sita Jenazah Seorang Wartawan  


Reza Haghighatnejad, wartawan Iran yang jenazahnya disita oleh pemerintah Iran saat akan dimakamkan. (Foto: arsip pribadi)
Reza Haghighatnejad, wartawan Iran yang jenazahnya disita oleh pemerintah Iran saat akan dimakamkan. (Foto: arsip pribadi)

Amerika Serikat (AS) pada Jumat (28/10) mengecam para pemimpin Iran karena diduga menghalangi pemakaman jasad seorang wartawan dan menuduh negara Islam itu menunjukkan ketakutan terhadap jurnalis, bahkan setelah mereka meninggal dunia.

Reza Haghighatnejad bekerja di pengasingan bagi Radio Farda dari Radio Free Europe/Radio Liberty, lembaga penyiaran berbahasa Persia yang didanai AS. Menurut Radio Farda, Reza meninggal pada 17 Oktober lalu di sebuah rumah sakit di Berlin, Jerman karena penyakit kanker yang dideritanya.

Mengutip pihak keluarga, Radio Farda mengatakan bahwa beberapa agen dari Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) menyita jenazah wartawan berusia 45 tahun itu ketika dalam perjalanan kembali ke Iran, untuk mencegah pemakaman di kampung halamannya di Kota Shiraz.

“Kami merasa muak saat mengetahui bahwa IRGC menyita jenazah Reza di bandara dan menekan pihak keluarga agar setuju untuk memakamkan jasadnya di tempat lain,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price kepada wartawan.

Ia meminta pihak berwenang Iran agar “segera” mengembalikan jenazah sang wartawan kepada pihak keluarga. Ia mengatakan, peristiwa itu menunjukkan sejauh mana intimidasi terhadap insan pers di Iran.

“Perlakuan terhadap mendiang Reza Haghighatnejad menggarisbawahi betapa takutnya para pemimpin Iran terhadap wartawan, bahkan setelah mereka meninggal dunia,” ujarnya.

Insiden itu terjadi di tengah penindasan yang dilakukan pemerintah Iran terhadap unjuk rasa nasional yang pecah setelah kematian Mahsa Amini, perempuan Iran berusia 22 tahun yang tewas dalam tahanan polisi moral Iran, September lalu. [rd/ft]

Forum

XS
SM
MD
LG