Amerika akan keluar dari perjanjian pembatasan senjata nuklir jarak menengah atau INF pada Jumat (2/8) dan akan mengembangkan hulu ledak nuklir baru, setelah Rusia menolak menghancurkan rudal-rudal yang menurut NATO melanggar perjanjian itu.
Presiden Amerika Donald Trump menyatakan optimis bahwa suatu perjanjian baru bisa dicapai untuk menggantikan perjanjian yang dibuat dalam masa Perang Dingin dulu.
“Rusia ingin membuat perjanjian nuklir yang baru, dan saya juga ingin melakukan hal itu,” kata Trump menjawab pertanyaan VOA, Kamis (1/8) sore.
Tapi Trump, yang berbicara di halaman Gedung Putih sebelum menaiki helikopter kepresidenan mengatakan “kami tidak membicarakan masalah INF” ketika ia berbicara dengan Presiden Vladimir Putin sehari sebelumnya.
“Ketika perjanjian itu habis masa berlakunya besok, dunia akan kehilangan suatu penangkal besar untuk mencegah perang nuklir,” kata sekretaris-jenderal PBB Antonio Guterres kepada wartawan, Kamis.
“Apapun yang terjadi, kedua pihak haruslah mencegah perkembangan yang hanya akan mendestabilisasi keadaan, dan dengan cepat menyusun perjanjian baru untuk mengontrol perkembangan senjata nuklir,” tambahnya.
Para pejabat Amerika sejak berbulan-bulan mengeluh bahwa Rusia mengabaikan permohonan dari Amerika dan Eropa untuk menghentikan pelanggaran yang dilakukannya, terutama pembuatan dan pemasangan rudal penjelajah SSC-8 yang dilacurkan dari darat.
Pejabat Rusia mengatakan mereka mematuhi dengan ketat peraturan INF itu dan tidak melakukan pelanggaran apapun. Presiden Rusia Putin sebulan lalu menandatangani undang-undang yang menangguhkan keikutsertaannya dalam perjanjian INF, lima bulan setelah Trump melakukan tindakan yang sama.
Perjanjian INF itu menghapus persediaan rudal nuklir jarak menengah kedua negara dan mulai berlaku pada 1988. [ii]