Tautan-tautan Akses

AS Klaim Masih Kuasai Bandara Kabul


Pasukan keamanan Afghanistan melakukan penjagaan di bandara internasional Kabul, Minggu (15/8).
Pasukan keamanan Afghanistan melakukan penjagaan di bandara internasional Kabul, Minggu (15/8).

Para pejabat Amerika yang menyaksikan bagaimana kelompok bersenjata Taliban bergerak ke ibu kota Kabul, mengatakan bahwa pasukan Amerika “masih mengendalikan” kantor Kedutaan Besar Amerika dan bandara internasional di kota itu, meskipun diplomat tinggi Amerika menggambarkan hal itu sebagai peristiwa yang “menyayat hati.”

Para pemimpin Taliban hari Minggu (15/8) mengumumkan kemenangan dalam serangan seperti kilat ketika pasukan keamanan Afghanistan terakhir meninggalkan gerbang ibu kota negara itu.

Namun, terlepas dari klaim Taliban bahwa gerilyawan mereka mengamankan sebagian ibu kota itu, seorang pejabat Amerika mengatakan pada VOA bahwa Kedutaan Besar Amerika dan bandara internasional Hamid Karzai aman.

“Pasukan kami terus mengalir masuk dan dengan cepat mengendalikan HKIA (bandara internasional.red) dan kedutaan,” ujar pejabat itu pada VOA dengan syarat tidak menyebut namanya.

Beberapa warga Afghanistan tampak di bandara internasional "Hamid Karzai" di Kabul hari Minggu (15/8).
Beberapa warga Afghanistan tampak di bandara internasional "Hamid Karzai" di Kabul hari Minggu (15/8).

Pasukan terdepan dari tiga batalion infanteri Amerika yang mencapai sekitar 3.000 personil, mulai tiba di Kabul Jumat lalu (13/8). Sehari kemudian Presiden Joe Biden mengirim 1.000 personil lainnya, ketika Taliban dengan cepat merangsek menuju ke ibu kota Kabul.

Namun Amerika tampaknya tidak ingin mempertahankan kedutaannya di Kabul untuk waktu lama. Seorang pejabat di kedutaan itu mengukuhkan pada VOA bahwa staf kedutaan sedang direlokasi ke sebuah lokasi yang aman di bandara untuk membantu mengawasi penerbangan ke luar dan siap mengevakuasi diri mereka sendiri.

Setelah muncul laporan tentang kebakaran di bandara, kedutaan mengirim pesan peringatan bahwa situasi keamanan berubah dengan sangat cepat, dan bahwa warga Amerika di Kabul harus mengamankan diri.

Secara terpisah seorang pejabat pemerintahan Biden mengatakan pada VOA bahwa Biden, yang beberapa hari terakhir ini menghabiskan waktu di Camp David di pinggir ibu kota Washington DC, telah diberi informasi tentang perkembangan terbaru ini.

“Presiden telah berbicara dengan anggota-anggota tim keamanan nasionalnya tentang situasi di Afghanistan dan akan terus menerima informasi tentang perkembangan yang terjadi sepanjang hari ini,” ujar pejabat yang berbicara dengan syarat identitasnya tidak diungkap.

Blinken: Jatuhnya Kabul “Menyayat Hati”

Menteri Luar Negeri Anthony Blinken menyebut pengambilalihan Afghanistan dan jatuhnya Kabul ke tangan Taliban sebagai “hal yang menyayat hati.” Blinken hari Minggu menegaskan bahwa keselamatan personil Amerika, yang sebagian masih berada di kantor kedutaan, dan membantu Afghanistan merupakan “pekerjaan nomor satu.” Ia menangkis kritik bahwa Amerika tidak siap dengan keruntuhan cepat pasukan Afghanistan.

Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken

Amerika “akan melakukan apapun yang kami bisa selama kami dapat melakukannya, untuk mengeluarkan mereka dari sana jika itu yang mereka inginkan,” ujar Blinken dalam program “State of the Union” di stasiun televisi CNN. “Kami belum meminta apapun dari Taliban,” tambahnya.

“Kami telah memberitahu Taliban bahwa jika mereka mengganggu personil kami, operasi kami, ketika kami melanjutkan operasi ini, maka akan ada tanggapan yang cepat dan tegas,” lanjut Blinken.

Blinken juga membela keputusan pemerintah Amerika untuk tetap menarik mundur pasukan di Afghanistan meskipun ada kekhawatiran bahwa Taliban mungkin akan berusaha merebut negara itu dengan paksa. “Suka atau tidak, ada perjanjian bahwa pasukan kita akan keluar pada bulan Mei,” ujarnya. “Seandainya tidak memulai proses (penarikan pasukan.red), yang telah dilakukan presiden dan diketahui Taliban, maka kita akan kembali berperang dengan Taliban,” tegas Blinken.

Blinken menggarisbawahi bahwa kembali berperang dengan Taliban akan membuat Amerika mengirimkan “puluhan ribu” tentara tambahan, mengingat “kekosongan pasukan keamanan Afghanistan.” [em/lt]

XS
SM
MD
LG