Departemen Luar Negeri AS pada Sabtu (17/4) memerintahkan para diplomat non-esensial di Kedutaan AS di Chad untuk meninggalkan negara Afrika itu karena kemungkinan terjadinya serangan pemberontak di ibu kota.
Selain staf kedutaan non-esensial, Deplu juga memerintahkan para keluarga dari personel AS yang ditempatkan di sana untuk pergi, karena kelompok-kelompok bersenjata sepertinya bergerak menuju Ibu Kota N'Djamena.
"Kelompok-kelompok non-pemerintah bersenjata di Chad utara telah bergerak ke selatan dan sepertinya bergerak menuju N'Djamena," kata Deplu dalam peringatan perjalanan. "Berhubung mereka semakin dekat ke N'Djamena, dan kemungkinan terjadinya kekerasan di kota itu, pegawai pemerintah AS non-esensial telah diperintahkan untuk meninggalkan Chad dengan maskapai komersial."
Deplu sejak dulu memperingatkan warga AS untuk tidak melakukan perjalanan ke Chad karena kerusuhan dan kehadiran kelompok Boko Haram. Deplu mengatakan setiap warga AS di sana yang kini ingin pergi, sebaiknya segera pergi.
Chad ditinggali hampir setengah juta pengungsi dari Sudan, Nigeria dan Republik Afrika Tengah. Sekitar 330 ribu warga Chad lain kehilangan tempat tinggal, kebanyakan di wilayah Danau Chad yang rentan di mana militan Boko Haram aktif. [vm/ft]