Seorang pejabat senior mengatakan Amerika "sangat prihatin" atas meningkatnya konflik antara pasukan pemerintah dan pemberontak dalam beberapa pekan terakhir di Ukraina timur, meskipun ada serangkaian upaya gencatan senjata.
Laporan dari Organisasi bagi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) menunjukkan, mayoritas pelanggaran gencatan senjata berasal dari daerah yang dikuasai separatis. hari Selasa (23/2), kepada VOA, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan, pertempuran itu mengindikasi pemberontak tidak memenuhi komitmen mereka dibawah perjanjian Minsk.
Perjanjian Minsk II, dimediasi Perancis dan Jerman, adalah paket langkah mengurangi konflik yang berlangsung di Ukraina timur yang disetujui Ukraina, Rusia, dan separatis pada Februari 2015. Perjanjian itu juga memberi OSCE akses pemantauan dan verifikasi gencatan senjata dan penarikan senjata berat. Namun pertempuran yang berkelanjutan menimbulkan keraguan terhadap rencana dibawah perjanjian Minsk untuk pemilu lokal.
Berbagai laporan menyalahkan separatis yang didukung Rusia atas meningkatnya serangan terhadap pasukan pemerintah ke tingkat yang tidak tampak dalam beberapa bulan. Hari Rabu, ketika bersaksi di depan Kongres, Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan Amerika menambah dana untuk melawan agresi Rusia.
Pemerintah meminta 3,4 milyar dolar bagi European Reassurance Initiative (ERI) untuk mendukung upaya memastikan perdamaian dan keamanan di Eropa. Angka itu empat kali jumlah yang diminta tahun lalu. [ka/al]