Ibu Kota Irak, Baghdad, pada Sabtu (25/12) merayakan renovasi kawasan yang pernah menjadi jantung perdagangan buku di kota itu. Perkembangan itu menandai kebangkitan artistik setelah konflik dan perselisihan puluhan tahun.
Kembang api berwarna warni menghias angkasa pada perayaan yang diadakan oleh Pemerintah Kota Baghdad untuk meresmikan Jalan Al-Mutanabbi yang telah direnovasi.
Wajah baru itu dilengkapi dengan pameran seni, pembukaan galeri, festival buku dan festival lain yang mencerminkan kebangkitan budaya baru. Perkembangan baru itu juga sekaligus mengingatkan kembali akan jaman keemasan ketika Baghdad dianggap sebagai salah satu ibu kota budaya di dunia Arab.
Jalan Al-Mutanabbi pertama kali diresmikan pada 1932 oleh Raja Faisal I dan diberi nama berdasarkan penyair abad ke-10 Abul Tayeb al-Mutanabbi. Ia lahir pada masa Dinasti Abbasid yang kemudian menjadi Irak.
Jalan sempit di jantung kota tua Baghdad dulunya sering didatangi para pelajar dan anak-anak muda, biasanya setiap Jumat. Namun, tempat itu juga sering dikunjungi oleh kaum intelektual dan penggemar yang lebih tua.
Situasi yang terkesan normal ini masih diliputi kecemasan terkait keamanan di Ibu Kota Irak, di mana serangan roket dan pesawat tak berawak terkadang menargetkan Zona Hijau yang dijaga ketat. Pada Juli lalu, serangan bunuh diri di sebuah pasar menewaskan lebih dari 30 orang. [vm/ft]