Bank Sentral AS atau the Fed hari Rabu (18/12) mengumumkan penurunan suku bunga seperempat persen (0,25%). Itu menandai laju penurunan yang lebih lambat, meredakan ketidakpastian mengenai jalur inflasi dan proposal ekonomi Donald Trump.
The Fed mencapai kemajuan dalam mengatasi inflasi dengan menaikkan suku bunga dalam dua tahun terakhir, dan baru-baru ini mulai menurunkan suku bunga, guna meningkatkan permintaan dalam perekonomian dan mendukung pasar tenaga kerja.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, tingkat inflasi yang disasarkan oleh The Fed semakin naik, menjauh dari target jangka panjang bank sebesar dua persen, dan meningkatkan kecemasan bahwa perjuangan melawan inflasi belum selesai.
Pasar keuangan masih sangat mengharapkan The Fed untuk menurunkan suku bunga seperempat persen, menjadi antara 4,25 hingga 4,50 persen, menurut data CME (Chicago Mercantile Exchange), grup pertukaran global untuk perdagangan.
Ini adalah keputusan terakhir mengenai suku bunga, sebelum presiden dari Demokrat, Joe Biden membuka jalan bagi presiden dari partai Republik, Donald Trump dengan proposal ekonominya, termasuk menaikkan tarif dan deportasi massal bagi jutaan pekerja illegal.
Proposal-proposal itu digabung dengan naiknya data inflasi baru-baru ini, menyebabkan sebagian analis mengurangi jumlah penurunan suku bunga yang mereka perkirakan pada 2025, dan memperkirakan suku bunga perlu tetap lebih tinggi untuk waktu lebih lama.
Banyak analis meramalkan, prakiraan ekonomi terbaru hari Rabu itu menunjukkan harapan rata-rata bahwa hanya terjadi dua atau tiga pemotongan pada tahun 2025. [ps/jm]
Forum