Tautan-tautan Akses

Banyak Warga Mali Kecewa atas Keputusan Perancis Tutup Pangkalan Militer


Pasukan Barkhane Perancis menaiki pesawat Hercule C130 untuk mulai meninggalkan pangkalan militer di Gao, Mali bulan Juni lalu (foto: dok).
Pasukan Barkhane Perancis menaiki pesawat Hercule C130 untuk mulai meninggalkan pangkalan militer di Gao, Mali bulan Juni lalu (foto: dok).

Keputusan Perancis baru-baru ini untuk menutup beberapa pangkalan militernya dan mengurangi jumlah pasukannya di Mali telah memicu reaksi beragam dari penduduk setempat.

Pekan lalu, Presiden Perancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa negaranya akan mulai menutup tiga pangkalan militer di Mali utara pada akhir 2021.

“Penutupan ini akan dimulai pada paruh kedua tahun 2021 dan selesai pada awal 2022,” kata Macron pada konferensi pers setelah pertemuan puncak dengan para pemimpin negara-negara G5 Sahel, yang mencakup Mali, Burkina Faso, Chad, Mauritania dan Niger.

Pasukan Perancis telah dikerahkan di Mali sejak 2013 sebagai bagian dari upaya Perancis dalam memerangi kelompok jihad di utara negara itu. Operasi Serval Perancis, yang kemudian diubah menjadi Operasi Barkhane, telah diperluas untuk mencakup negara-negara lain di wilayah Sahel yang bergolak.

“Musuh kita telah meninggalkan ambisi teritorial mereka demi menyebarkan ancaman mereka tidak hanya di Sahel, tetapi di seluruh Afrika Barat,” kata Presiden Perancis.

Perancis akan mengurangi pasukannya menjadi 2.500 hingga 3.000 tentara. Saat ini ada 5.000 tentara Perancis di wilayah tersebut.

Berbicara kepada VOA, beberapa warga Mali mengungkapkan kekecewaan mereka atas keputusan Perancis untuk mengurangi kehadiran militernya di negara itu.

“Saya tidak menyukai kepergian mereka,” kata seorang warga dari kota Gao, yang menolak disebutkan namanya karena takut akan pembalasan dari kelompok jihad yang aktif di wilayah tersebut.

Gao dikuasai oleh kelompok militan pada tahun 2012. Selama serangan tahun berikutnya, kota itu direbut kembali oleh pasukan Perancis.

“Mereka harus mempertahankan tentara untuk membantu pasukan Mali yang ditempatkan di sini,” kata penduduk itu kepada VOA.

Penduduk lain di Gao mengatakan sebagian besar orang di wilayahnya “ingin Perancis tetap bertahan karena mereka sangat membantu penduduk, seperti penanganan darurat dan memberikan keamanan bagi warga dan properti warga.”

Penduduk perempuan lain di kota itu mengatakan kepergian pasukan Barkhane Perancis dari beberapa bagian Mali akan memperburuk situasi keamanan di seluruh negeri. [my/ka]

Recommended

XS
SM
MD
LG