Chen Kegui, keponakan pengacara dan aktivis tunanetra China Chen Guangcheng telah dibebaskan dari penjara setelah menjalani hukuman selama tiga tahun tiga bulan yang secara luas dilihat sebagai pembalasan atas keberanian pamannya untuk melarikan diri dari tahanan rumah.
Guangcheng dalam sebuah email dari Amerika Serikat mengatakan bahwa Chen Kegui telah kembali ke rumahnya di Cina timur pada Rabu (29/7). Kegui mencari pengobatan untuk penyakit usus buntu dan sakit perut yang tidak mendapatkan perawatan selama ia berada di penjara.
Chen Kegui, 35 tahun, dijatuhi hukuman di provinsi timur Shandong pada tahun 2012, setelah ia bentrok dengan pejabat setempat yang menyerbu rumahnya pada saat pamannya melarikan diri dan akhirnya terbang ke Amerika Serikat.
Paman Kegui, Chen Guangcheng, seorang tunanetra, pengacara otodidak, dikenal karena aktivitasnya melawan aborsi paksa. Guangcheng meningkatkan kecamannya terhadap kepemimpinan China selama berada di AS.
Pada April 2012, Guangcheng yang sedang menjalani tahanan rumah, berhasil lolos dari penjagaan yang sangat ketat dan pergi ke Beijing, untuk meminta perlindungan di Kedutaan Besar AS.
Negosiasi tegang untuk mengirimnya ke AS terjadi di tengah pembicaraan bilateral tingkat tinggi yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri AS saat itu, Hillary Clinton, dan menghindari krisis diplomatik kedua negara.
Chen sekarang menjadi mahasiswa dan penasihat hak asasi manusia yang didukung oleh tiga lembaga yang berbeda di Amerika Serikat.