Legislator dari sedikitnya enam negara mengatakan para diplomat China menekan mereka agar tidak menghadiri KTT di Taiwan, yang berfokus pada China. Para legislator menggambarkan tekanan tersebut sebagai upaya untuk mengucilkan pulau berpemerintahan sendiri itu.
Para politisi di Bolivia, Kolombia, Slowakia, North Macedonia, Bosnia dan satu negara Asia lainnya yang menolak disebut namanya mengatakan mereka menerima SMS, telepon, dan permintaan mendesak untuk ikut pertemuan yang akan berbenturan dengan rencana mereka melakukan perjalanan ke Taipei, ibu kota Taiwan.
China dengan keras membela klaimnya atas Taiwan dan menganggapnya sebagai teritorinya sendiri yang akan dianeksasi dengan kekerasan jika perlu.
KTT tersebut dimulai hari Senin (29/7) dan diselenggarakan oleh Aliansi Antarparlemen mengenai China (IPAC), kelompok beranggotakan ratusan legislator dari 35 negara yang prihatin mengenai bagaimana negara-negara demokrasi mendekati Beijing. IPAC telah lama menghadapi tekanan dari pemerintah China: sebagian anggota telah dijatuhi sanksi oleh Beijing, dan pada 2021 kelompok itu menjadi target peretas yang disponsori pemerintah China, menurut dakwaan AS yang diungkapkan awal tahun ini.
Tetapi Luke de Pulford, direktur aliansi tersebut, mengatakan, tekanan dari para pejabat China selama beberapa hari belakangan tidak pernah terjadi sebelumnya. Selama pertemuan-pertemuan IPAC sebelumnya di berbagai lokasi, para legislator didekati oleh para diplomat China begitu
pertemuan usai. Tahun ini, kali pertama KTT tahunan IPAC berlangsung di Taiwan, tampaknya ada upaya terpadu untuk mencegah partisipan menghadirinya.
Kantor berita AP berbicara dengan tiga legislator dan meninjau SMS serta email yang dikirim oleh para diplomat China yang bertanya apakah mereka berencana menghadiri KTT tersebut.
Dalam beberapa kasus, para legislator itu menjelaskan ada pertanyaan tersamar mengenai rencana mereka untuk bertolak ke Taiwan. Dalam kasus lainnya, kontak mereka bersikap lebih mengancam: Seorang legislator mengatakan kepada AP bahwa para diplomat China mengirim pesan ke ketua partai dengan permintaan untuk mencegahnya berangkat ke Taiwan.
“Mereka menghubungi ketua partai politik saya, mereka memintanya untuk menghalangi saya berangkat ke Taiwan,” kata Sanela Klarić, anggota parlemen Bosnia. “Ia menunjukkan pesan dari mereka itu. Ia mengatakan, ‘Saya akan menganjurkan Anda untuk tidak pergi, tetapi saya tidak dapat mencegah Anda, ini sesuatu yang harus Anda putuskan.’”
China secara rutin mengancam pembalasan terhadap politisi dan negara yang menunjukkan dukungan bagi Taiwan, yang hanya memiliki hubungan informal dengan sebagian besar negara karena tekanan diplomatik China. Klarić mengatakan tekanan itu tidak menyenangkan tetapi justru memperkuat tekadnya untuk berangkat ke Taiwan.
Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar. [uh/ab]
Forum