Presiden Joe Biden pada hari Selasa (26/1) menandatangani serangkaian perintah eksekutif (Keppres) yang menurut Gedung Putih akan memajukan “kesetaraan ras bagi warga Amerika yang selama ini terabaikan dan ditinggalkan.” Langkah Biden itu menolak rasisme dan xenofobia, termasuk yang ditujukan pada warga Amerika keturunan Asia setelah munculnya pandemi virus corona.
Upaya pencarian keadilan ras telah menjadi hal utama di Amerika sejak kematian George Floyd dalam tahanan polisi pada bulan Mei tahun lalu.
“Itu adalah keadilan dengan lutut di leher dan itu tidak akan dilupakan. Kejadian itu membangkitkan kesadaran puluhan juta warga Amerika, dan menurut saya, itu menandai titik balik dalam sikap negara ini terhadap keadilan,” tukas Biden.
Pada hari Selasa, Presiden Joe Biden menandatangani empat perintah eksekutif yang menurut Gedung Putih akan memajukan “kesetaraan ras bagi warga Amerika yang selama ini telah terabaikan dan ditinggalkan.”
Susan Rice adalah direktur Dewan Kebijakan Domestik Gedung Putih. “Ini bukan kebijakan yang menyenangkan. Buktinya jelas. Berinvestasi dalam keadilan baik untuk pertumbuhan ekonomi, dan itu menciptakan lapangan kerja bagi semua warga Amerika.”
Tindakan Biden itu membalikkan beberapa kebijakan pemerintahan Trump. Dia mengarahkan badan-badan pemerintah untuk memperkuat undang-undang anti-diskriminasi dalam bidang perumahan dan mengakhiri penggunaan penjara-penjara Departemen Kehakiman yang dikelola swasta, yang menurut para aktivis memperburuk kesenjangan ras. Walaupun angka pemenjaraan warga kulit hitam telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, tingkat itu masih lebih dari lima kali tingkat penahanan warga kulit putih.
Steve Phillips bekerja untuk Democracy in Color, sebuah organisasi politik yang memusatkan perhatian pada kesetaraan ras.
“Jika kita memiliki sistem yang ditujukan untuk memperoleh laba serta membayar orang berdasarkan jumlah orang di dalam penjara, maka mereka akan menempatkan lebih banyak orang di dalamnya. Jadi, semua insentifnya sama sekali salah, yakni demi menanggapi tujuan sosial yang lebih baik berupa keselamatan publik dan rehabilitasi anggota masyarakat kita,” ujarnya.
Biden juga berkomitmen bahwa pemerintah Amerika akan berkonsultasi secara lebih baik dengan 574 suku asli Amerika yang diakui secara federal. Dia juga ingin memerangi diskriminasi terhadap warga Asia-Amerika dan Kepulauan Pasifik yang meningkat pada awal pandemi.
Tiffany Yu adalah seorang warga Amerika keturunan Asia. “Orang-orang yang terlihat seperti orang Asia, orang-orang yang terlihat seperti Tionghoa diidentifikasi mengidap virus.”
Dorongan Biden untuk kesetaraan itu – mendistribusikan sumber daya dengan fokus pada kebutuhan minoritas – dikritik oleh kaum konservatif yang mengatakan kesetaraan sejati berarti memberi semua orang sumber daya yang sama, tidak peduli siapa pun mereka.
Mike Gonzalez bekerja di Heritage Foundation, sebuah lembaga penelitian konservatif. “Definisi keadilan dari mereka yang berhaluan kiri adalah perlakuan yang tidak setara untuk mendapatkan hasil yang sama. Itu bukan siapa kita. Itu adalah tindakan yang pura-pura dilakukan oleh Marxisme, untuk mendapatkan hasil yang sama. Kita tidak akan memiliki hasil yang sama; kita seharusnya memungkinkan semua orang untuk bisa berkembang.”
Agenda kesetaraan ras Biden itu berupaya memenuhi janjinya kepada orang-orang yang membantunya memenangkan Gedung Putih. Para pemilih kulit hitam merupakan 11 persen dari keseluruhan pemilih pada tahun 2020, dan lebih dari 90 persen dari mereka memilih Biden. [lt/jm]