Biksu Tibet itu, yang diketahui bernama Tsultrim Gyatso, membakar dirinya sampai tewas hari Kamis (19/12) di Amschok, kota yang populasi etnik Tibet-nya cukup besar.
Sepucuk surat yang ditinggalkannya, yang diperoleh VOA Siaran Bahasa Tibet dari sumber-sumber warga Tibet di pengasingan, antara lain mengatakan “Para penindas telah merampas tanah kami, para penindas telah merampas perdamaian dan kebahagiaan kami.”
Sejak tahun 2009, lebih dari 120 warga Tibet yang menuntut dipulangkannya Dalai Lama dan kebebasan Tibet telah membakar diri.
Sementara itu, warga Tibet di pengasingan memberitahu VOA bahwa Ngawang Jamyang, 45 tahun, seorang biksu dan cendekiawan Tibet, telah dipukuli sampai mati dalam tahanan polisi China.
Jamyang, yang berasal dari wilayah Driru yang bergolak di Kawasan Otonomi Tibet, ditahan bersama dengan dua biksu lainnya pada tanggal 23 November ketika mengunjungi Lhasa. Kondisi seputar kematiannya belum jelas dan pihak berwenang China belum mengomentari kasus itu.
Sepucuk surat yang ditinggalkannya, yang diperoleh VOA Siaran Bahasa Tibet dari sumber-sumber warga Tibet di pengasingan, antara lain mengatakan “Para penindas telah merampas tanah kami, para penindas telah merampas perdamaian dan kebahagiaan kami.”
Sejak tahun 2009, lebih dari 120 warga Tibet yang menuntut dipulangkannya Dalai Lama dan kebebasan Tibet telah membakar diri.
Sementara itu, warga Tibet di pengasingan memberitahu VOA bahwa Ngawang Jamyang, 45 tahun, seorang biksu dan cendekiawan Tibet, telah dipukuli sampai mati dalam tahanan polisi China.
Jamyang, yang berasal dari wilayah Driru yang bergolak di Kawasan Otonomi Tibet, ditahan bersama dengan dua biksu lainnya pada tanggal 23 November ketika mengunjungi Lhasa. Kondisi seputar kematiannya belum jelas dan pihak berwenang China belum mengomentari kasus itu.