Amerika Serikat mencatat penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 10,3 persen pada 2020 karena berkurangnya aktivitas ekonomi akibat pandemi virus corona. Menurut laporan yang dirilis, Selasa (12/1), oleh Rhodium Group, angka itu adalah penurunan terbesar dalam emisi tahunan di era setelah Perang Dunia II.
“Sektor ekonomi yang paling terpukul, termasuk transportasi, tenaga listrik, dan perindustrian, juga merupakan sumber utama emisi gas rumah kaca AS,” kata laporan tersebut.
Menurut laporan itu, sektor transportasi mengalami penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 14,7 persen dibandingkan 2019, sementara sektor listrik mengalami penurunan yang sama dengan rata-rata nasional sebesar 10,3 persen.
Perindustrian, di sisi lain, terkena dampak beragam karena tingkat aktivitas yang berfluktuasi dari awal hingga puncak pandemi virus corona. Para peneliti mencatat antara April dan Maret, emisi turun sebesar 16 persen.
Perubahan itu dikaitkan dengan berkurangnya aktivitas perekonomian di seluruh Amerika secara keseluruhan, termasuk langkah-langkah yang diberlakukan untuk memerangi penyebaran Covid-19 seperti aturan untuk tetap di rumah saja dan pembatasan dalam perjalanan.
Selain itu, beberapa perubahan dalam permintaan barang dan jasa termasuk rekor tinggi angka pengangguran yang berkontribusi pada penurunan tingkat emisi, kata laporan itu.
Para peneliti menekankan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan penurunan itu bersifat sementara dan didorong oleh pandemi. Mereka menambahkan bahwa pengurangan emisi pada 2020 tersebut bukanlah "uang muka bagi AS untuk memenuhi target Perjanjian Paris 2025 sebesar 26-28 persen di bawah level 2005".
Presiden terpilih Joe Biden menyatakan Amerika Serikat akan kembali bergabung dalam Perjanjian Paris setelah menjabat pada 20 Januari mendatang. Biden bermaksud untuk menempatkan Amerika pada jalur pencapaian emisi nol-bersih pada 2050. [mg/pp]