Kelompok kemanusiaan Spanyol pada hari Minggu (18/8) menolak tawaran Spanyol untuk menerima lebih dari 100 migran sebagian besar dari Afrika yang berada di kapal penyelamat amal dan di tolak Italia untuk berlabuh, dengan mengatakan terlalu berbahaya bagi mereka melakukan pelayaran sejauh itu.
"Kami dalam keadaan darurat kemanusiaan yang ekstrem," kata juru bicara badan amal Open Arms.
"Yang mereka butuhkan sekarang adalah berlabuh. Tidak terpikirkan untuk melakukan pelayaran selama enam hari, waktu yang diperlukan untuk mencapai Algeciras," sebuah pelabuhan Spanyol.
Para migran diselamatkan oleh kapal Open Arms di lepas pantai Libya, tetapi sudah dua minggu terdampar di lepas pantai Italia.
Menteri Dalam Negeri Italia yang anti-imigran Matteo Salvini menolak mengizinkan para migran itu turun di pulau Lampedusa, Italia selatan, bagian dari tindakan kerasnya terhadap kapal penyelamat amal yang ia klaim memfasilitasi penyelundupan migran oleh penyelundup manusia yang berbasis di Libya.
Spanyol mengatakan "tak menduga" Italia menolak menerima para migran dan memerintahkan pelabuhan Algeciras agar siap menerima kapal Open Arms.
Open Arms, badan amal yang berbasis di Spanyol yang melakukan penyelamatan di laut terhadap mereka yang berusaha mencapai Eropa ketika para migran melarikan diri dari perang, penganiayaan atau kemiskinan, menuduh Salvini menggunakan 107 migran untuk "propaganda xenofobia dan rasis."
Kantor Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan situasi di atas kapal itu "mendesak" dan "tidak memadai untuk menampung" 107 migran yang ada di kapal, termasuk dua anak.(my/jm)