Berbagai laporan media hari Selasa mengatakan bahwa Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, akan mengunjungi Gedung Putih bulan depan untuk membahas ketegangan dengan Korea Utara terkait program misil dan nuklir negara itu.
Pengumuman tersebut disampaikan menyusul uji coba rudal balistik Korea Utara hari Minggu ke Laut Jepang yang menurut Pyongyang melibatkan sebuah roket yang mampu membawa ‘hulu ledak nuklir berat.’
Dalam sebuah pernyataan secara bulat hari Senin, Dewan Keamanan PBB mengutuk peluncuran tersebut dan mengancam akan memberlakukan sanksi lebih lebih berat. Para pakar keamanan juga menduga Korea Utara berada di balik serangan dunia maya global 'WannaCry' yang melumpuhkan ratusan ribu komputer sejak hari Jumat.
Para analis keamanan dunia maya mengatakan mereka menemukan 'bukti teknis' yang bisa menghubungkan Korea Utara dengan serangan ransomware itu.
Eric Chien dari perusahaan keamanan perangkat lunak Symantec yang berbasis di California mengatakan sebagian kode dalam perangkat lunak WannaCry muncul dalam program yang digunakan oleh Lazarus Group, kelompok di Korea Utara yang diyakini sebagai peretas komputer.
Namun, dia mengingatkan indikator-indikator yang ada tidak cukup untuk secara definitif mengatakan bahwa serangan itu dilakukan oleh Lazarus. Tetapi analis masalah-masalah Korea, Sung Yoon-Lee, dari Tufts University mengatakan kepada VOA bahwa indikasi itu tidak mengejutkannya. Menurutnya, tidak satupun dari tujuh resolusi utama Dewan Keamanan mengenai sanksi terhadap Pyongyang diberlakukan secara ketat. [lt]
