Presiden Rusia Vladimir Putih telah menandatangani suatu doktrin baru mengenai keamanan informasi. Ini menggantikan doktrin lama yang ia keluarkan pada tahun 2000, tahun pertama pemerintahannya. Meskipun para pakar di Moskow menyatakan tidak ada yang mengejutkan dalam dokumen baru itu, mereka menyatakan doktrin itu mencerminkan kebijakan Kremlin yang kian represif terhadap media dan masyarakat madani secara umum.
Dokumen 16 halaman itu disebut sebagai dokumen bagi perencanaan strategis untuk memastikan keamanan nasional serta merupakan landasan bagi perumusan kebijakan negara dan pembangunan kehumasan dalam bidang keamanan informasi.
Para pakar Dewan Keamanan Rusia, yang menyusun doktrin itu, menggambarkan sistem berbagi informasi di Rusia bergaya militer. Dokumen itu menyatakan bahwa negara-negara asing memperkuat aktivitas intelijen mereka yang menarget Rusia, dan bahwa ancaman yang ada semakin besar, yang melibatkan penggunaan teknologi informasi untuk keperluan merusak kedaulatan, keutuhan wilayah serta stabilitas politik dan sosial Federasi Rusia.
Menurut dokumen tersebut, dinas rahasia beberapa negara tertentu meluaskan cara-cara untuk memasukkan tekanan psikologis-infomasi yang bertujuan untuk menggoyahkan situasi sosial dan politik internal di berbagai kawasan dunia dan upaya merongrong kedaulatan dan integritas wilayan negara-negara lain. Aktivitas ini melibatkan organisasi keagamaan, etnik, HAM dan organisasi lainnya, dan juga kelompok-kelompok khusus warga, dengan menggunakan kemampuan teknologi informasinya. [uh/ab]