Paling sedikit dua orang tewas akibat kekerasan Sabtu malam (27/6) di ibukota Burundi, Bujumbura. Demikian dilaporkan sejumlah saksi mata Minggu sementara ketegangan meningkat menjelang pemilu yang dipertentangkan.
Partai-partai oposisi Burundi mengatakan, mereka tidak akan berpartisipasi dalam pemilu nasional sebagai protes menentang usaha presiden yang berkuasa untuk mencalonkan diri bagi masa jabatan ketiga.
Kelompok-kelompok oposisi mengatakan, mereka akan memboikot pemilu parlemen hari Senin dan pemilu presiden tanggal 15 Juli, karena, menurut mereka , pemilu yang adil tidak akan mungkin dilangsungkan.
Para pengecam Presiden Pierre Nkurunziza mengatakan, ia melanggar batas waktu dua masa jabatan sebagaimana tertuang dalam konstitusi dan kesepakatan yang mengakhiri perang saudara di Burundi.
Mahkamah konstitusi Burundi mengatakan presiden berhak mencalonkan diri kembali karena untuk masa jabatan lima tahunnya yang pertama ia dipilih oleh parlemen, bukan melalui pemilu, pada 2005.
Usaha Nkurunziza mencalonkan diri memicu kudeta yang gagal bulan lalu. Kerusuhan juga memaksa lebih dari 100 ribu warga Burundi terpaksa mengungsi ke negara-negara tetangga.