Duduk di sebuah kafe di Cologne, mantan guru bahasa Inggris Basheer Alzaalan melihat foto-foto dalam ponselnya yang menunjukkan pelariannya dari Suriah. Ia mengatakan, Jerman telah memberikan perlindungan, dan serangan-serangan yang terjadi pada malam tahun baru membuatnya marah.
"Jerman bagi orang-orang Suriah bagaikan seorang ibu, yang dipimpin Kanselir Angela Merkel. Saya khawatir setelah insiden di Cologne. Tetapi setelah itu saya merasa bahwa orang-orang itu tidak punya strategi yang berdasar pada aksi dan reaksi," katanya.
Alzaalan menulis artikel di koran. Atas nama migran, ia meminta maaf atas serangan-serangan itu, dan memohon penduduk setempat agar tidak menyalahkan semua pengungsi.
Tetapi serangan-serangan itu berdampak politik. Jajak pendapat menunjukkan, dukungan bagi Partai Alternative for Germany, yang anti-imigrasi, naik menjadi 11,5 persen, tingkat tertinggi, sehingga partai itu berada di tempat ketiga.
Hendrik Rottman adalah ketua partai tersebut cabang Cologne. Menurut Rottman, kebijakan “pintu terbuka” yang diterapkan Kanselir Angela Merkel membuat Jerman kebanjiran migran dan pencari suaka, sebagian di antaranya adalah pengungsi. Tetapi, ia mengatakan, sebagian besar migran itu tidak terdaftar, sehingga tidak ada yang tahu apa yang mereka lakukan di sini.
Dari 1,1 juta migran yang datang ke Jerman tahun 2015, 10 ribu menetap di Cologne. Serangan-serangan itu membuat sebagian orang mempertanyakan apakah pendatang baru yang begitu banyak bisa diintegrasikan ke dalam masyarakat setempat. Sebagian lain berpendapat, budaya yang berbeda tidak bisa dicampur.
Pihak berwenang Cologne berkeras pembauran budaya bisa dilakukan. Gregor Timmer adalah juru bicara Walikota Cologne. Ia mengatakan, sebagian besar pengungsi ingin memulai hidup baru dan berintegrasi secara damai. Itu, menurutnya, pekerjaan berat bagi orang Jerman, seperti menyiapkan kursus bahasa, kursus integrasi, dan mencarikan pekerjaan bagi mereka. Semua itu, kata Timmer, adalah hal-hal baru.
Awal bulan depan, ratusan ribu orang diperkirakan akan berpawai di jalan-jalan Cologne untuk karnaval tahunan. Beberapa kelompok orang sudah mulai keluar rumah dengan mengenakan kostum.
Perempuan yang mengenakan pakaian bajak laut ini mengatakan orang-orang di Cologne melihat semakin banyak migran datang, dan menanggapinya secara positif. Tetapi, menurutnya, orang Jerman tidak akan membiarkan migran merebut kesenangan mereka, dan menyatakan, "ini adalah budaya kami."
Keamanan ditingkatkan untuk karnaval. Pihak berwenang Cologne menyadari bila terjadi serangan lagi, seperti serangan pada malam tahun baru, dampaknya akan dirasakan jauh lebih luas. [ka/ii]