Tautan-tautan Akses

Empat Instruktur Perguruan Tinggi AS di Universitas China Diserang


Taman Beishan di Provinsi Jilin, China, 23 Januari 2020. Empat instruktur dari Universitas Cornell Iowa yang mengajar di Universitas Beihua di China timur laut diserang dengan pisau di Taman Beishan, 11 Juni 2024. (Foto: via AP)
Taman Beishan di Provinsi Jilin, China, 23 Januari 2020. Empat instruktur dari Universitas Cornell Iowa yang mengajar di Universitas Beihua di China timur laut diserang dengan pisau di Taman Beishan, 11 Juni 2024. (Foto: via AP)

Empat instruktur dari Cornell College di Iowa yang mengajar di Universitas Beihua di timur laut China, diserang dengan pisau di sebuah taman umum, kata para pejabat di perguruan tinggi itu dan juga Departemen Luar Negeri AS.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada Selasa (11/6) bahwa para korban luka itu dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, dan tidak ada yang berada dalam kondisi kritis.

Polisi yakin serangan pada Senin di Taman Beishan Kota Jilin adalah insiden yang terisolasi, berdasarkan penilaian awal, dan penyelidikan sedang berlangsung, kata juru bicara kementerian itu, Lin Jian, dalam pengarahan harian.

Presiden Cornell College, Jonathan Brand mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para instruktur itu diserang saat berada di taman bersama seorang anggota fakultas dari Beihua, yang berada di wilayah terpencil Jilin, sebuah kota industri sekitar 1.000 kilometer dari timur laut Beijing. Hari Senin itu kebetulan adalah hari libur nasional di China.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka mengetahui laporan penikaman tersebut dan sedang memantau situasi. Serangan itu terjadi ketika Beijing dan Washington berupaya memperluas pertukaran antarwarga guna membantu meningkatkan hubungan di tengah ketegangan perdagangan dan isu-isu internasional seperti Taiwan, Laut China Selatan, dan perang di Ukraina.

Seorang anggota parlemen negara bagian Iowa memposting pernyataan di Instagram yang mengatakan saudaranya, David Zabner, terluka dalam serangan penikaman di Jilin. Legislator itu, Adam Zabner, menggambarkan saudaranya sebagai mahasiswa doktoral di Universitas Tufts yang berada di China berdasarkan kesepakatan kerjasama Cornell-Beihua.

“Saya berbicara dengan David beberapa menit yang lalu, dia sedang dalam masa pemulihan dari cederanya dan baik-baik saja,” tulis Adam Zabner, seraya menambahkan bahwa saudaranya bersyukur atas perawatan yang diterimanya di rumah sakit.

Berita mengenai insiden tersebut dirahasiakan di China, dimana pemerintahnya tetap mengontrol informasi mengenai hal-hal yang dianggap sensitif. Outlet media berita belum melaporkannya. Beberapa akun media sosial memposting laporan media asing tentang serangan tersebut, namun hashtag tentang serangan tersebut diblokir di portal populer dan foto serta video kejadian tersebut dengan cepat dihapus.

Juru bicara Cornell, Jen Visser mengatakan melalui email bahwa pihak kampus masih mengumpulkan informasi tentang apa yang terjadi.

Visser mengatakan perguruan tinggi swasta di Mount Vernon, Iowa, itu bermitra dengan Universitas Beihua. Rilis berita perguruan tinggi itu pada tahun 2018, ketika program ini dimulai, mengatakan Beihua menyediakan dana bagi para pengajar di Cornell untuk melakukan perjalanan ke China untuk mengajar sebagian mata kuliah ilmu komputer, matematika, dan fisika selama periode dua minggu.

Menurut postingan tahun 2020 di situs web Beihua, universitas China tersebut menggunakan metode pengajaran dan sumber daya Amerika untuk memberikan mahasiswa perspektif internasional dan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris.

Sekitar sepertiga dari mata kuliah inti dalam program ini menggunakan buku teks AS dan diajarkan oleh profesor Amerika, menurut postingan tersebut. Siswa dapat mendaftar untuk belajar selama dua tahun dari pendidikan empat tahun mereka di Cornell College dan menerima gelar dari kedua institusi tersebut.

Presiden China Xi Jinping telah mengumumkan rencana untuk mengundang 50.000 pemuda Amerika ke China dalam lima tahun ke depan, meskipun sejumlah diplomat China mengatakan peringatan perjalanan dari Departemen Luar Negeri AS telah membuat warga Amerika enggan mengunjungi China.

Dengan alasan penahanan sewenang-wenang serta larangan keluar yang dapat mencegah warga Amerika meninggalkan negara itu, Departemen Luar Negeri telah mengeluarkan peringatan perjalanan Tingkat 3 – tingkat peringatan tertinggi kedua – untuk China daratan. Laporan ini mendesak warga Amerika untuk “mempertimbangkan kembali perjalanan” ke China.

Beberapa universitas Amerika telah menangguhkan program mereka di China karena adanya peringatan perjalanan.

Lin, juru bicara Kementerian Luar Negeri, mengatakan China telah mengambil langkah-langkah efektif untuk melindungi keselamatan orang asing. “Kami percaya bahwa insiden terisolasi ini tidak akan mengganggu pertukaran budaya dan pertukaran antar masyarakat antara kedua negara,” katanya. [ab/ns]

Forum

XS
SM
MD
LG