Program hibah yang mengambil tema induk ‘Cipta Media Bersama’, bertujuan mewujudkan perbaikan secara konperhensif media-media yang dikelola berbasis warga (komunitas) di Indonesia.
Program “Cipta Media Bersama”, diprakarsai oleh Ford Foundation dan organisasi mitranya, Wikimedia Indonesia, ICT Watch dan Aliansi Jurnalis Indepeden (AJI). Ketua AJI Nezar Patria mengatakan di Jakarta (23/9), hibah media terbuka untuk publik ini merupakan yang terbesar pertama.
Nezar mengatakan, “Saya kira ini yang pertama terbesar ya, menggali inisiatif warga ataupun publik untuk memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Ini kegiatan yang disponsori Ford Foundation, bermitra dengan Wikimedia dan ICT Watch.”
Sebelumnya, secara resmi peluncuran program "Cipta Media Bersama" di hadapan publik digelar pada pertengahan bulan Juli 2011 lalu di Jakarta. Penyelenggara menetapkan empat topik utama sebagai pilihan permintaan hibah media, yaitu: meretas batas – kebhinekaan bermedia; keadilan dan kesetaraan akses terhadap media; kebebasan dan etika bermedia serta pemantauan media.
Sejak dua bulan diluncurkan, panitia seleksi independen telah menerima hampir seribu permohonan yang datang dari seluruh penjuru tanah air. Salah seorang tim seleksi independen, Anggara, merespon cukup positif, terutama dengan antusiasme komunitas yang didominasi kaum muda.
Anggara mengatakan, “Dengan banyaknya aplikasi yang masuk kami harap bisa juga punya kontribusi positif terhadap perbaikan konten lokal terutama dari luar wilayah Jawa itu sangat baik ke depan, sangat baik untuk perbaikan media ke depan."
Koordinator Program Media dari Ford Foundation, Heidi Arbuckle mengatakan, program ini tidak terhenti sampai terpilihnya 35 kandidat penerima hibah, namun akan berlanjut jangka panjang.
“Ke depan ini bukan saja program hibah,akan ada kegiatan-kegitan lanjutan yang akan ada manfaatnya untuk teman-teman di daerah,” ujar Heidi.
Sebagai penerima hibah salah satunya, Dimas Prasetyo dan beberapa sahabatnya, dari Komunitas Pemuda dengan Disabilitas Jakarta. Dimas dan kawan-kawannya mengelola media online komunitas Kartunet.com, yang menjadi salah sebuah situs pilihan favorit publik Indonesia.
“Nggak nyangka banget lho Mas, ini pertama buat kami, kami makin semangat,” ungkap Dimas.
Kelompok komunitas perempuan juga mendapat peluang yang sama memperoleh hibah dari kegiatan Cipta Media Bersama untuk pertama kalinya. Komunitas Benih Bhineka, Alissa Wahid menjadi koordinatornya.
Alissa mengatakan, “Kita ingin Benih Bhineka ini menjadi salah satu motor untuk meningkatkan, meningkatkan kembali indentitas ini melalui advokasi dan pndidikan masyarakat . Kita mau mendorong agar teman di daerah-daerah untuk punya situs tapi kita integrasikan.”
Rata-rata pemohon dari komunitas yang terpilih mengajukan proposal kegiatan bernilai antara Rp 50 juta hingga lebih dari 1,2 miliar rupiah.