Wahana angkasa Soyuz yang meluncur pada tanggal 28 Juli yang membawa astronot NASA Randy Bresnik, kosmonot Rusia Sergey Ryazanskiy, dan warga Italia Paolo Nespoli ke Stasiun Antariksa Internasional.
“Sebagian besar peluncuran roket akhir-akhir ini dilakukan di siang hari, dan yang ini sangat spesial, karena peluncuran berlangsung menjelang malam sekitar 20 menit setelah matahari terbenam,” ujar Shamil.
Suasana di daratan sudah gelap, namun lapisan atas atmosfir masih diterangi oleh cahaya matahari, yang menciptakan kontras yang tidak biasa, dan kesulitan teknis tambahan.
“Saya harus mengubah setelan kamera saya dari setelan untuk malam hari menjadi siang hari dengan cepat saat saya mengubah pemotretan dari lokasi peluncuran ke wahana angkasa yang sedang mengangkasa,” ujar Shamil.
Kalangan fotografer tidak dapat memilih lokasi di Baikonur, semua orang harus memotret dari posisi yang sama, sekitar 1 km dari tempat peluncuran. Hanya kamera yang dikendalikan dari jarak jauh dapat memotret dari jarak dekat, dan perlengkapan Shamil secara rutin mengalami kerusakan oleh bebatuan yang beterbangan dari semua arah selama peluncuran.
Setelah roket meluncur, kalangan fotografer terus mengikuti arah peluncuran roket hingga wahana angkasa itu menghilang dari pandangan. Beberapa menit setelah roket tersebut mengangkasa, roket tersebut melepaskan empat roket pendorongnya saat mereka telah kehabisan bahan bakar cair dan tidak lagi mampu mendorong wahana angkasa tersebut.
Di siang hari, mereka hanya tampak sebagai empat titik kecil.
Namun pada tanggal 28 Juli, karena pencahayaan yang tidak biasa yang dibuat oleh jejak kondensasi Soyuz, awan yang terbentuk oleh semburan mesin, sangat terang, mudah untuk mengamati pola berbentuk silang yang terbentuk oleh roket pendorong yang dilepaskan.
“Saya mengambil gambar setelah roket pendorong dilepaskan,” ujar Shamil. “Dari bumi, peristiwa itu tampak seperti proses yang agak lambat.”
Jejak kondensasi Soyuz dan pemisahan roket tahap berikutnya hari itu tampak dari jarak ratusan kilometer dan memicu desas-desus dan spekulasi di media sosial, khususnya di kalangan penggemar UFO.
Shamil mengatakan ia tidak ingat sama sekali berapa kali peluncuran yang telah ia potret, namun ia memperkirakan paling tidak ia telah menyaksikan 50 awak mengangkasa dari Baikonur atau bertemu dengan mereka saat mereka kembali ke bumi. [ww/fw]