Gunung Anak Krakatau meletus pada Minggu (24/4), memuntahkan awan abu vulkanik sejauh 3.000 meter ke angkasa.
Gunung Anak Krakatau menyemburkan abu tebal di atas selat yang memisahkan pulau Jawa dan Sumatera. Pihak berwenang memperingatkan penduduk sekitar untuk memakai masker selama berada di luar ruangan.
“Kami masih merekam letusan gunung berapi Anak Krakatau yang masih terjadi terus menerus dengan awan tebal yang menjulang antara 500 hingga 3.000 meter dari puncaknya," kata Deny Mardiono dari Badan Geologi Indonesia kepada AFP.
Anak Krakatau telah meletus setidaknya 21 kali dalam beberapa pekan terakhir, tetapi letusan hari Minggu (24/4), merupakan yang terbesar, menurut Mardiono.
Pihak berwenang memerintahkan masyarakat sekitar untuk menjauh dari zona eksklusif dua kilometer di sekitar gunung berapi, yang saat ini berada di tingkat dua dari sistem peringatan gunung berapi empat tingkat Indonesia.
"Masyarakat, termasuk turis, harus mematuhi imbauan Badan Geologi, yang melarang siapapun berada dalam radius dua kilometer dari kawah," tambahnya.
Gunung berapi ini aktif secara sporadis sejak muncul dari laut pada awal abad lalu di kaldera yang terbentuk setelah letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883.
Bencana itu menjadi salah satu yang paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah dengan perkiraan 35.000 orang tewas. [vm/ka]