Seorang juru bicara kandidat calon presiden dari Partai Demokrat AS, Hillary Clinton, mengatakan hari Selasa (12/8) bahwa dia akan menyerahkan kepada Departemen Kehakiman server email pribadinya yang ia gunakan untuk mengirim dan menerima pesan pada masa jabatannya sebagai menteri luar negeri.
Clinton telah ditekan oleh faksi Partai Republik dalam Kongres agar menyerahkan server, sejak terungkap bulan Maret lalu bahwa dia menggunakan akun email pribadinya untuk keperluan dinas.
Para pengkritik menuduhnya berusaha menyembunyikan komunikasi kontroversial dalam akun pribadinya, termasuk komunikasi mengenai serangan maut teroris terhadap konsulat Amerika di Benghazi, Libya, tahun 2012.
Clinton mengatakan dia telah menyerahkan 55 ribu halaman email kepada Departemen Luar Negeri dan telah mengizinkan lembaga itu untuk mengungkapkannya kepada publik.
Biro investigasi federal FBI telah melancarkan penyelidikan mengenai keamanan server email pribadi Clinton setelah inspektur jenderal masyarakat intelijen Amerika mengatakan ia menemukan paling sedikit empat email yang rahasia pada waktu email tersebut dikirim, termasuk dua yang dianggap “paling rahasia,” atau tingkat kerahasiaan paling tinggi pemerintah.
Juru bicara Departemen Luar Negeri John Kirby mengatakan “pegawai Departemen Luar Negeri mengedarkan email ini pada sistem email yang tidak rahasia dalam tahun 2009 dan 2011 dan akhirnya sebagian diteruskan kepada menteri Clinton. Email itu tidak ditandai dengan kata “rahasia.”
Ia menambahkan, “Meski kita bekerjasama dengan Direktur Intelijen Nasional untuk menentukan apakah memang bahan ini benar-benar rahasia, kita mengambil langkah untuk memastikan informasi itu dilindungi dan disimpan dengan wajar.”
Selain server email, Clinton juga akan menyerahkan seperangkat hard drives mini yang memuat ribuan emailnya.
