Dalam jumpa pers di kantornya di Jakarta, Senin (22/10), Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Syafruddin menjelaskan Forum Layanan Publik internasional (IPS) Forum 2018 akan diselenggarakan pada 7-8 November 2018 di Jakarta Convention Center (JCC). Forum internasional yang mengambil tema "Expanding and Improving Public Services Delivery Through Collaborative Action" ini untuk memberikan inspirasi kepada dunia atas inovasi-inovasi pelayanan publik di Indonesia.
Pada kesempatan itu, Syafruddin juga menyebutkan Top 40 Inovasi Pelayanan Publik di tanah air. Inovasi-inovasi itu meliputi lima inovasi dari empat kementerian, dua inovasi dari Kepolisian Republik Indonesia, delapan inovasi dari enam pemerintah provinsi, 15 inovasi dari 14 pemerintah kabupaten, dan sepuluh inovasi dari delapan pemerintah kota.
Syafruddin menambahkan penyerahan penghargaan terhadap pemenang Top 40 Inovasi Pelayanan Publik akan diserahkan pada pembukaan IPS Forum 2018 pada 7 November mendatang. Dia menekankan pelayanan publik akan berjalan baik kalau ada kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat, organisasi nirlaba, sektor swasta, pihak kampus, dan aktor-aktor lain.
Lebih lanjut Syafruddin mengatakan IPS Forum 2018 bertujuan menjadi wadah buat berkomunikasi dan berintegrasi bagi penyedia dan pengguna layanan publik. Menurutnya, para inovator di bidang pelayanan publik juga akan mendapat kesempatan untuk memperkenalkan tentang berbagai hal dan memamerkan inovasi.
Selain itu, lanjut Syafruddin, IPS Forum 2018 bermaksud untuk memberi inspirasi kepada dunia mengenai inovasi-inovasi pelayanan publik di Indonesia.
"Jadi akan kita pamerkan pelayanan-pelayanan publik yang sudah berinovasi. Akan kita perkenalkan kepada dunia internasional. Sebagai wahana pembelajaran interaktif antar negara dan intranegara dalam pelaksanaan reformasi birokrasi dan inovasi pelayanan publik," papar Syafruddin.
Menurut Syafruddin, IPS Forum 2018 penting untuk meningkatkan kerjasama antar negara, meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan mutu pelayanan publik.
Dalam IPS Forum 2018 tersebut, kata Syafruddin, akan terdiri dari beragam kegiatan, antara lain diskusi dan workshop di bidang penyelenggaraan layanan publik. Pembicaranya berasal dari berbagai latar belakang dan negara. Kegiatan lainnya berupa pameran inovasi layanan publik.
Syafruddin mengatakan tahun ini Indonesia meraih juara dalam United Nations Public Service Awards (UNPSA). Predikat juara ini diperoleh kabupaten di Indonesia bagian Timur, yakni Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat dengan inovasi berjudul Sistem Early Diagnosis and Treatment (EDAT) yang berhasil mengurangi penyakit malaria di Bumi Cendrawasih tersebut.
Syafruddin menegaskan dalam tiga tahun belakangan inovasi di bidang layanan publik yang dilakukan oleh berbagai satuan kerja di kementerian atau lembaga negara berjalan sangat baik. Dia mencontohkan tentang Mal Layanan Publik sebagai salah satu inovasi unggulan.
Syafruddin mengungkapkan saat ini sudah ada delapan Mal Layanan publik, antara lain di Denpasar, Batam, Surabaya, dan Banyuwangi. Dia berharap pelayan itu akan digenjot mencapai 50 Mal Pelayanan Publik di berbagai daerah di Indonesia.
"Bisa disaksikan bagaimana masyarakat antusias dalam mengurus kebutuhan sehari-hari cukup datang ke satu tempat. Di Mal Pelayanan Publik itu, ditampung semua pelayanan yang menyangkut kepentingan publik. Yang tadinya publik harus berpindah-pindah tempat untuk mengurus segala sesuatu antara lain mengurus KTP, bikin paspor, bayar listrikm dia harus pindah dari satu tempat ke tempat lain. Oleh karena itu pelayanan publik dibuat satu tempat disebut mal," ungkapnya.
Syafruddin mengakui belum semua layanan publik sempurna tapi semua pihak tidak boleh pesimistis. Namun dia menekankan negara sudah hadir dalam bidang pelayanan publik.
Deputi Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Diah Natalia mengatakan untuk pameran layanan publik dalam IPS Forum 2018, akan difokuskan pada Top 40 Inovasi Pelayanan Publik. Dia menambahkan kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di Indonesia merupakan bagian dari kompetisi inovasi pelayanan publik dunia yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Indikator penilaian juga mengikuti PBB.
Menurut Diah, Indonesia sudah lima tahun terakhir melaksanakan kompetisi inovasi pelayanan publik itu.
"Banyak sekali apresiasi yang diberikan kepada inovasi dari Indonesia. Dua inovasi kita di tahun 2015 sudah menang di peringkat kedua pada saat itu," ujar Diah.
Kedua inovasi yang menang di tingkat internasional tersebut, lanjut Diah adalah tentang bagaimana kemitraan antara dukun beranak dengan tenaga kesehatan. Inovasi ini berasal dari Aceh. Inovasi kedua berasal dari Jawa Tengah, yaitu bagaimana pengentasan kemiskinan. [fw/em]