Pemerintah Indonesia mengatakan mereka merencanakan untuk melakukan lebih banyak lagi operasi kontra terorisme setelah menewaskan dua militan yang diduga sedang merencanakan serangan pada pos polisi selama terjadinya tembak menembak pada hari Natal.
Juru bicara POLRI, Rikwanto, mengatakan para penyidik sedang mencoba untuk memperoleh lebih banyak informasi tentang rencana serangan paling tidak dari 14 terduga teroris yang ditangkap pada minggu-minggu belakangan ini dan ditengarai memiliki hubungan dengan ISIS.
“Kami percaya masih ada anggota-anggota kelompok yang merencanakan untuk melaksanakan tindakan-tindakan semacam itu untuk mengacaukan acara-acara seperti perayaan Natal dan Tahun Baru,” ujar Rikwanto kepada wartawan hari Senin di Jakarta.
Rencana terakhir digagalkan setelah polisi menangkap dua orang militan yang mengarahkan polisi ke tempat persembunyian mereka, dimana polisi menembak mati dua militan lainnya setelah mereka mencoba untuk menyerang petugas dengan parang. Rikwanto mengatakan empat orang militan berencana untuk menyerang pos polisi di Purwakarta, sebuah kota sekitar 100 kilometer sebelah timur Jakarta.
Penggrebekan yang dilakukan adalah yang terakhir dari minggu-minggu belakangan ini yang mengacaukan rencana serangan, yang meningkatkan keprihatinan kaum militan di negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia semakin nekad.
Minggu lalu polisi mengatakan terduga teroris yang ditangkap diinterogasi tentang rencana untuk meledakkan bom di istana presiden di Jakarta dan fasilitas lain dengan lokasi yang tidak diungkapkan. Kedua serangan tersebut melibatkan wanita pembom bunuh diri, sebuah strategi baru untuk kaum militan di Indonesia.
Polisi masih mencoba untuk memastikan apakah kaum militan terlibat dalam rencana yang digagalkan pada hari Minggu itu sedang mencoba untuk alat-alat peledak.
Para tersangkat tersebut adalah anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD), sebuah kelompok pendukung ISIS. [ww]