Dalam pernyataan pada situs webnya, ISIS Jumat malam mengklaim bertanggungjawab atas serangan yang menewaskan setidaknya 23 tentara di Semenanjung Sinai. Pejabat-pejabat Mesir mengatakan seorang pembom mobil bunuh diri menyerang pos pemeriksaan militer di Sinai utara pada hari sebelumnya.
Setelah serangan itu, yang terjadi di dekat kota perbatasan Rafah, puluhan militan bertopeng turun ke lokasi itu dengan kendaraan dan menembak ke arah 60 tentara yang hadir dengan senapan mesin, kata beberapa pejabat keamanan. Ketika serangan itu mereda, militan tampaknya membawa senjata dan amunisi dari pos pemeriksaan itu sebelum melarikan diri, ujar pejabat itu. Sebagian militan terbunuh dalam baku tembak itu, dan sebagian kendaraan mereka ditinggalkan.
Menurut pernyataan ISIS, seorang pembom mobil kedua menyerang konvoi tentara yang dikirim untuk memperkuat tentara yang diperangi. Klaim itu diedarkan pendukungnya dan diambil oleh SITE Intelligence Group yang berbasis di Amerika, dan memantau situs jihadi tersebut.
Serangan hari Jumat dianggap salah satu yang paling mematikan melawan militer dalam dua tahun terakhir. Pejabat militer Mesir menggagalkan serangan lain di daerah tersebut hari itu, bagian dari upaya terkoordinasi.
Hari Sabtu, sementara itu, polisi Mesir membunuh setidaknya 14 gerilyawan dalam razia yang dilakukan di kamp pelatihan dekat Ismailia. Menurut pejabat, militan itu dicari terkait serangan baru-baru ini terhadap pasukan keamanan di Sinai.
Mesir memerangi pemberontakan ISIS di semenanjung itu sejak tahun 2013, ketika militer menggulingkan Presiden Mohamed Morsi setelah demonstrasi massa. [ka]