Israel yakin bahwa Iran tidak akan mampu membuat bom nuklir sebelum tahun 2015. Itulah penilaian kepala badan intelijen Israel Mossad, Meir Dagan, dalam briefing yang dipublikasikan hari Jumat. Perkiraan Israel sebelumnya menunjukkan bahwa Iran bisa memiliki bom dalam satu atau dua tahun.
Dagan melandaskan penilaian-ulangnya pada beberapa faktor, termasuk kerusuhan dalam negeri di Iran, sanksi internasional dan kesulitan teknis.
Analis Israel Gerald Steinberg mengatakan satu masalah teknis adalah sabotase asing, seperti virus komputer Stuxnet, yang menyerang fasilitas nuklir Iran. Diyakini secara luas bahwa virus itu dibuat oleh Israel.
Steinberg mengatakan, "Ada banyak yang terjadi. Kami sudah melihat cacing ini, virus ini menyerang komputer yang menjalankan proses pengayaan uranium Iran. Kami telah melihat beberapa ilmuwan yang tewas dan terluka, orang-orang yang bekerja pada program pengayaan nuklir di Iran, dan kami telah melihat sanksi. Kalau kita gabungkan semua ini, masuk akal untuk melihat prosesnya melambat."
Iran mengatakan program nuklirnya adalah untuk tujuan damai. Tapi Israel tidak sependapat dan, meskipun secara resmi mendukung upaya diplomasi untuk meredam ambisi nuklir Iran, Israel tidak mengesampingkan kemungkinan serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran.
Steinberg percaya bahwa dengan adanya penilaian baru ini, serangan Israel kini bukan prioritas utama.
Katanya, "Sebuah operasi militer selalu menjadi pilihan terakhir, pilihan yang paling tidak diinginkan. Jadi jika sekarang penilaian tersebut menunjukkan Iran belum selesai dan akan memakan waktu untuk pulih, dan dunia punya waktu empat atau lima tahun untuk menghentikan Iran, saya kira pilihan militer masih akan dilakukan, tapi bukan prioritas utama."
Namun, Israel menginginkan dunia untuk meningkatkan tekanan terhadap Iran. Para pejabat Israel mengatakan satu-satunya cara untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir adalah dengan menjatuhkan sanksi lebih keras yang didukung oleh ancaman militer yang kredibel.