Tautan-tautan Akses

Istri Navalny Tolak Hasil Penyelidikan yang Simpulkan Suaminya Meninggal Karena Sakit


FILE: Yulia Navalnaya, janda mendiang pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, saat menerima 'Penghargaan Kebebasan Media' dari sebuah penerbit Jerman, Ludwig Erhard Gipfel 2024, di Tegernsee dekat Munich, Jerman, 19 April 2024. (Leonhard Simon/REUTERS)
FILE: Yulia Navalnaya, janda mendiang pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, saat menerima 'Penghargaan Kebebasan Media' dari sebuah penerbit Jerman, Ludwig Erhard Gipfel 2024, di Tegernsee dekat Munich, Jerman, 19 April 2024. (Leonhard Simon/REUTERS)

Istri mendiang tokoh oposisi Rusia Alexey Navalny, Kamis (15/8) mengatakan para penyelidik telah memberitahunya bahwa kematian suaminya di penjara koloni Kutub Utara pada Februari lalu disebabkan oleh “kombinasi berbagai penyakit”, sebuah temuan yang ia tolak, karena dianggap tidak masuk akal.

Yulia Navalnaya mengatakan, ia akan menuntut penyelidikan kejahatan atas kematian suaminya, yang ia anggap sebagai pembunuhan, dan bahwa tim Navalny akan melanjutkan penyelidikannya sendiri.

Navalny, yang berusia 47 tahun, meninggal mendadak pada 16 Februari, sehingga membuat oposisi Rusia kehilangan sosok pemimpin yang paling karismatik dan populernya. Ia sedang menjalani hukuman penjara selama lebih dari 30 tahun atas dakwaan yang ia sebut dibuat-buat untuk membungkam kritiknya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.

Kremlin dengan tegas membantah tuduhan para pendukung Navalny bahwa Putin memerintahkan pembunuhannya.

Di media sosialnya, Yulia Navalnaya merilis salinan surat resmi berisi tiga halaman yang ia terima pekan lalu, yang menyatakan bahwa tidak ada penyebab kejahatan yang melatarbelakangi kematian suaminya, dan karenanya tidak ada alasan untuk membuka penyelidikan.

Surat itu ditandatangani oleh Alexander Varapayev, pejabat penyelidikan yang sama, yang menurut Navalnaya, awalnya menolak mengembalikan jenazah suaminya ke ibu Navalny, kecuali ia setuju untuk memakamkan putranya secara diam-diam. Tuntutan itu ia tolak.

Surat itu menyatakan bahwa Navalny jatuh sakit secara tiba-tiba ketika berjalan di halaman penjara. Ia kemudian dibawa ke unit kesehatan, di mana staf mencoba menyelamatkannya dengan “pijat jantung tidak langsung dan pernapasan buatan” tapi tidak berhasil. Tim darurat pun dikirim, tetapi juga tidak dapat menyelamatkannya.

Navalnaya mengatakan bahwa cerita itu bohong dan merupakan upaya untuk menutupi yang sesungguhnya terjadi.

“Kita tahu betul bahwa ketika Alexei jatuh sakit, ia tidak dibawa ke unit medis, tetapi kembali ke sel hukuman. Ia sekarat di sana, sendirian. Ia dibawa ke unit medis dalam keadaan sudah tidak sadarkan diri. Pada menit-menit terakhir sebelum kematiannya, ia mengeluhkan sakit perut yang hebat. Mengapa semua ini tidak ada dalam resolusi Komite Investigasi?” tulisnya.

Ia tidak mengatakan bagaimana ia dan para pendukung mendiang suaminya mengetahui urutan kejadian seperti yang ia gambarkan.

Surat resmi itu menyatakan bahwa penyebab kematian Navalny adalah “kombinasi penyakit” yang disajikan dalam daftar panjang, mulai dari hipertensi dan pankreatitis, hingga kerusakan pada tulang belakangnya dan keberadaan virus herpes di paru-paru dan limpa.

Surat itu menyatakan, pemicu kematiannya adalah peningkatan tekanan darah yang parah, yang telah mengganggu irama jantungnya dan membebani tekanan di bilik-biliknya.

Navalnaya mengatakan, “setiap orang ketiga di Rusia” memiliki penyakit kronis seperti yang tercantum dalam laporan tersebut, dan “orang tidak meninggal tiba-tiba karena sesuatu seperti itu dalam waktu satu jam.” Ia juga menentang diagnosis aritmia jantung.

“Jelaskan padaku, bagaimana cara Anda menemukan aritmia ini selama autopsy? Gangguan irama jantung tidak dapat dipastikan setelah kematian, dan semasa hidupnya Alexei tidak memiliki penyakit jantung apa pun,” urainya.

Ia mengatakan, Navalny tampak bersemangat dan ceria saat muncul melalui tautan video di sidang pengadilan menjelang kematiannya. Dan jika ia benar-benar menderita begitu banyak penyakit, “mengapa orang yang sakit parah seperti itu dikirim ke sel hukuman dan ditahan di sana selama berbulan-bulan?” tanyanya.

Navalnaya menuntut dibukanya kasus pidana, meski mengatakan bahwa tidak akan pernah ada penyelidikan yang dibuka selama Putin berkuasa.

“Untuk itu, kami akan terus menyelidikinya sendiri,” tulisnya, mendesak staf dan pejabat penjara untuk menghubunginya secara rahasia dan berjanji akan membayar informasi baru apa pun yang disampaikan. [rd/jm]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG