TIDJUE PIDIE, ACEH —
Cawapres Jusuf Kalla dalam orasi politiknya Kamis (5/6), menekankan pentingnya rakyat dan para pemimpn di Aceh mempertahankan perdamaian. Jusuf Kalla optimistis, masa depan Aceh lebih bangkit secara ekonomi.
“Terkait berbagai kendala kekhususan Aceh yang belum dijalankan sesuai yang diamanahkan dalam Undang Undang Pemerintah Aceh dan MoU Helsinki, kami akan segera mejalankan secara konsekuen karena pemerntahan sekarang tdak memahami, tetapi saya sendiri memahami dan mengetahui apa yang dilakukan,” papar Kalla.
Pasangan Capres Cawapres Jokowi-Jusuf Kalla menjadikan Aceh sebagai salah satu provinsi dengan prioritas kunci di Sumatera, prioritas pembangunan sebagai wujud mengisi perdamaian yang telah dicapai hampir satu dasa warsa (2005-2015), demikian Jusuf Kalla dalam orasinya.
Kampanye dialogis pertama Jusuf Kalla di Aceh dihadiri tokoh-tokoh nasional dan sejumlah pimpinan partai pedukung, di antaranya Surya Paloh, mantan petinggi GAM Zakaria Saman, mantan Sekjen Partai Aceh Yahya Muaz, serta bintang film layar lebar Christine Hakim.
Christine Hakim dalam kesempatan berbicara dihadapan hampir seribu massa yang hadir menekankan pentingnya partisipasi rakyat dalam Pilpres 9 Juli mendatang.
“Kakek saya orang Meulaboh (Aceh Barat), ayah saya pernah studi di Bireuen. Ini bukan hanya sekedar kampanye memenangkan Pilpres ,akan tetapi ini sebagai sebuah syiar dan wujud ibadah untuk menegakkan kebenaran. Amanah kita berikan kepada pasangan Jokowi-JK, ini amanah yang tidak ringan buat bangsa ini dan rakyat di Aceh,” ujar Christine.
Mantan petinggi GAM Zakaria Saman menegaskan, peran besar Jusuf Kalla dalam perdamaian Aceh. Zakaria Saman memuji antusias rakyat ikut pemilu dan menekankan pentingnya rakyat Aceh menentukan pilihan dan mengulang kesuksesan mereka dalam Pileg 9 April lalu.
Beberapa warga Aceh menaruh perhatian besar terhadap Pilpres dan berharap siapapun presiden dan wakilnya dapat bersinergi dengan pimpinan daerah di level provinsi sehingga dapat melanjutkan pembangunan di Aceh.
Ainul Mardiah, 33 tahun guru sebuah sekolah di pedalaman Pidie Aceh mengatakan, “Kami yang di kampung kurang sekali, gedung bocor atap agar diperbaiki kalau bisa.”
Sementara, Zuhra Jamil , 28, guru honor telah lebh 4 tahun di pedalaman Aceh berkomentar, “Kalau kita harap dari gaji kami tidak ada, sebagai guru bantu guru bakti, secara sukarela.”
Sedangkan, M Yunus (70 tahun), minta Capres Cawapres jika terpilih nanti mau mebantu meningkatkan mutu pendidikan dayah (agama) dan umum di Aceh “Pendidikan Aceh, pendidikan anak-anak kami diutamakan,” katanya.
Analis politik Marni M Daod optimistis, peran besar dan ketenaran pasangan Capres Cawapres Jokowi-Jusuf Kalla merupakan modalitas kunci dukungan rakyat Aceh dalam menentukan pilihannya dalam pemilu presiden mendatang.
Jusuf Kalla dikenal luas cukup berperan dalam perdamaian baik di tanah air maupun kalangan internasional, sementara Capres Joko Widodo diakui memiliki kedekatan emosional yang selama lebih tiga tahun pernah bermukim sebagai pekerja sektor kehutanan di Gayo Aceh Tengah.
Rangkaian kampanye perdana di Aceh, Jusuf Kalla dan rombongan diisi dengan beragam kegiatan, selain orasi politik kampanye dialogis di Tidjue Pidie, Jusuf Kalla juga berziarah ke pekuburan massal korban tsunami, ziarah ke makam tokoh dan pejuang Aceh, dialog dengan kalangan organisasi perempuan dan pemuda, Jusuf Kalla melakukan kunjungan ke pasar-pasar tradisional setempat.
Beberapa analis mengatakan, mantan Petinggi GAM Dr Zaini Abdullah, Malik Mahmud Alhaytar dan Zakaria Saman disebut-sebut menaruh perhatian khusus kepada pasangan Capres Cawapres Jokowi-JK, sementara mantan panglima GAM Muzakir Manaf yang kini menjabat Wakil Gubernur Aceh lebih bersimpati kepada pasangan Capres Cawapres Prabowo-Hatta.
“Terkait berbagai kendala kekhususan Aceh yang belum dijalankan sesuai yang diamanahkan dalam Undang Undang Pemerintah Aceh dan MoU Helsinki, kami akan segera mejalankan secara konsekuen karena pemerntahan sekarang tdak memahami, tetapi saya sendiri memahami dan mengetahui apa yang dilakukan,” papar Kalla.
Pasangan Capres Cawapres Jokowi-Jusuf Kalla menjadikan Aceh sebagai salah satu provinsi dengan prioritas kunci di Sumatera, prioritas pembangunan sebagai wujud mengisi perdamaian yang telah dicapai hampir satu dasa warsa (2005-2015), demikian Jusuf Kalla dalam orasinya.
Kampanye dialogis pertama Jusuf Kalla di Aceh dihadiri tokoh-tokoh nasional dan sejumlah pimpinan partai pedukung, di antaranya Surya Paloh, mantan petinggi GAM Zakaria Saman, mantan Sekjen Partai Aceh Yahya Muaz, serta bintang film layar lebar Christine Hakim.
Christine Hakim dalam kesempatan berbicara dihadapan hampir seribu massa yang hadir menekankan pentingnya partisipasi rakyat dalam Pilpres 9 Juli mendatang.
“Kakek saya orang Meulaboh (Aceh Barat), ayah saya pernah studi di Bireuen. Ini bukan hanya sekedar kampanye memenangkan Pilpres ,akan tetapi ini sebagai sebuah syiar dan wujud ibadah untuk menegakkan kebenaran. Amanah kita berikan kepada pasangan Jokowi-JK, ini amanah yang tidak ringan buat bangsa ini dan rakyat di Aceh,” ujar Christine.
Mantan petinggi GAM Zakaria Saman menegaskan, peran besar Jusuf Kalla dalam perdamaian Aceh. Zakaria Saman memuji antusias rakyat ikut pemilu dan menekankan pentingnya rakyat Aceh menentukan pilihan dan mengulang kesuksesan mereka dalam Pileg 9 April lalu.
Beberapa warga Aceh menaruh perhatian besar terhadap Pilpres dan berharap siapapun presiden dan wakilnya dapat bersinergi dengan pimpinan daerah di level provinsi sehingga dapat melanjutkan pembangunan di Aceh.
Ainul Mardiah, 33 tahun guru sebuah sekolah di pedalaman Pidie Aceh mengatakan, “Kami yang di kampung kurang sekali, gedung bocor atap agar diperbaiki kalau bisa.”
Sementara, Zuhra Jamil , 28, guru honor telah lebh 4 tahun di pedalaman Aceh berkomentar, “Kalau kita harap dari gaji kami tidak ada, sebagai guru bantu guru bakti, secara sukarela.”
Sedangkan, M Yunus (70 tahun), minta Capres Cawapres jika terpilih nanti mau mebantu meningkatkan mutu pendidikan dayah (agama) dan umum di Aceh “Pendidikan Aceh, pendidikan anak-anak kami diutamakan,” katanya.
Analis politik Marni M Daod optimistis, peran besar dan ketenaran pasangan Capres Cawapres Jokowi-Jusuf Kalla merupakan modalitas kunci dukungan rakyat Aceh dalam menentukan pilihannya dalam pemilu presiden mendatang.
Jusuf Kalla dikenal luas cukup berperan dalam perdamaian baik di tanah air maupun kalangan internasional, sementara Capres Joko Widodo diakui memiliki kedekatan emosional yang selama lebih tiga tahun pernah bermukim sebagai pekerja sektor kehutanan di Gayo Aceh Tengah.
Rangkaian kampanye perdana di Aceh, Jusuf Kalla dan rombongan diisi dengan beragam kegiatan, selain orasi politik kampanye dialogis di Tidjue Pidie, Jusuf Kalla juga berziarah ke pekuburan massal korban tsunami, ziarah ke makam tokoh dan pejuang Aceh, dialog dengan kalangan organisasi perempuan dan pemuda, Jusuf Kalla melakukan kunjungan ke pasar-pasar tradisional setempat.
Beberapa analis mengatakan, mantan Petinggi GAM Dr Zaini Abdullah, Malik Mahmud Alhaytar dan Zakaria Saman disebut-sebut menaruh perhatian khusus kepada pasangan Capres Cawapres Jokowi-JK, sementara mantan panglima GAM Muzakir Manaf yang kini menjabat Wakil Gubernur Aceh lebih bersimpati kepada pasangan Capres Cawapres Prabowo-Hatta.