Tautan-tautan Akses

Kematian Akibat Covid-19 di AS Lampaui 200 Ribu, Halaman Monumen Washington Dipasangi Bendera Mini AS


Seorang aktivis duduk di antara bendera yang ditempatkan di dekat Monumen Washington untuk mengenang 180.000 orang yang telah meninggal akibat pandemi Covid-19 di AS, Washington, Agustus 2020. (Foto: VOA)
Seorang aktivis duduk di antara bendera yang ditempatkan di dekat Monumen Washington untuk mengenang 180.000 orang yang telah meninggal akibat pandemi Covid-19 di AS, Washington, Agustus 2020. (Foto: VOA)

Para sukarelawan memasang 20 ribu miniatur bendera AS di halaman Monumen Washington di ibu kota Amerika pada hari Selasa (22/9), hari ketika Amerika mencatat 200 ribu kematian akibat Covid-19.

Masing-masing bendera mewakili 10 korban yang meninggal sejak virus itu pertama kali tiba di AS awal tahun ini.

Dalam acara lintasagama yang diselenggarakan di monumen untuk menandai peristiwa muram itu, Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan kematian dalam jumlah tinggi itu “dapat dicegah” dan mendesak Amerika agar menggunakan ilmu pengetahuan untuk mencegah kehilangan serupa pada masa mendatang.

Pada bulan April lalu, pakar penyakit menular terkemuka AS, Dr. Anthony Fauci, mengatakan, korban tewas akan “lebih seperti 60 ribu” sedangkan Presiden Donald Trump, yang sejak awal mengecilkan virus corona sebagai sesuatu yang mirip dengan flu musiman, pada Mei lalu menyatakan jumlah korban bisa berkisar mulai dari 75 ribu hingga 100 ribu.

Sekarang ini, para analis kesehatan di University of Washington menyatakan korban tewas dapat mencapai 410 ribu orang pada akhir tahun ini.

AS mencatat jumlah kematian terbanyak di antara semua negara. Namun, beberapa negara di Eropa dan Amerika Selatan telah mencatat lebih banyak kematian per kapita.

Pada akhir April, lebih dari 2.000 kematian per hari tercatat di AS. Sekarang angka itu mendekati 800 kematian per hari. Para peneliti medis sedang berupaya mengembangkan vaksin untuk virus corona dan dapat memperoleh persetujuan untuk vaksin pencegah penyakit itu dalam beberapa bulan mendatang. Tanpa satupun vaksin sekarang ini, ditambah dengan tibanya cuaca musim dingin, para pakar menyatakan jumlah kematian harian dapat meningkat lagi.

Berbagai media menyatakan Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA) sedang mempertimbangkan seperangkat pedoman baru yang lebih ketat mengenai pemberian izin darurat bagi vaksin Covid-19 yang potensial. Pedoman baru yang diusulkan itu akan mengharuskan produsen obat untuk mengamati para partisipan dalam uji klinis tahap akhir, setidaknya selama dua bulan, setelah mereka menerima dosis kedua dan terakhir suatu vaksin eksperimental. Pedoman itu juga akan mencari sedikitnya lima kasus parah Covid-19 di kalangan sukarelawan yang mendapat plasebo.

Dua perusahaan farmasi yang sedang mengembangkan vaksin itu, Moderna dan Pfizer, baru mulai memberikan doses kedua kepada sukarelawan mereka.

Apabila pedoman baru itu diterima, otorisasi bagi vaksin baru akan keluar setelah pemilihan presiden 3 November. Presiden Trump telah menyatakan selama beberapa pekan ini bahwa suatu vaksin virus corona akan tersedia pada bulan Oktober atau tepat menjelang hari pemilihan.

FDA serta badan-badan ilmiah dan regulator federal merasakan kredibilitas mereka berkurang karena upaya pemerintah yang terus menerus untuk merevisi laporan dan pedoman mereka guna mempertahankan pandangan Trump mengenai sifat pandemi ini.

AS mengalami lonjakan kasus baru virus corona di lebih dari 20 negara bagian, dengan kebanyakan wabah dilaporkan di berbagai perguruan tinggi. Mahasiswa yang kembali ke kampus tidak menerapkan pedoman menjaga jarak. Wabah ini juga menimbulkan kekacauan di distrik sekolah-sekolah setempat di AS. Pengelola dan para guru bersusah payah menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar baik secara daring atau kombinasi kegiatan belajar daring dan kehadiran di kelas.

Seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Miami mengambil sampel darah, 2 September 2020. (Foto: AP)
Seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Miami mengambil sampel darah, 2 September 2020. (Foto: AP)

Para anggota dewan sekolah di Kabupaten Miami-Dade, Florida, distrik sekolah terbesar keempat di AS, Selasa (22/9), memutuskan untuk membawa kembali siswa ke kelas pada pertengahan Oktober. Keputusan ini dicapai setelah rapat 29 jam tanpa henti yang mencakup 18 jam kesaksian publik oleh lebih dari 750 orang.

Berdasarkan rencana yang dipaparkan Penilik Alberto Carvalho, murid-murid prasekolah, TK dan kelas satu, serta murid berkebutuhan khusus, akan kembali ke sekolah pada 14 Oktober, dan selebihnya kembali pada 21 Oktober.

Program belajar daring di Miami-Dade diliputi berbagai masalah sejak dimulai pada Agustus lalu, di antaranya masalah jaringan, perangkat lunak dan serangan siber yang dilancarkan seorang siswa SMA. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG