Dua penelitian baru mendapati tingkat kemiskinan dan kelaparan masih tinggi di seantero Afrika, meskipun ada angka-angka yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Kelompok riset Afrobarometer melakukan survei terhadap 50 ribu orang di 34 negara Afrika. Disebutkan bahwa separuh responden mengaku menghadapi kekurangan pangan, air bersih, dan obat-obatan paling tidak satu kali pada tahun lalu.
Sekitar satu dari lima responden menyatakan kekurangan itu kerap dialami.
Secara terpisah, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menyatakan jumlah orang yang menghadapi kelaparan kronis menurun di seluruh dunia tetapi tingkat tertinggi masih ditemukan di kawasan sub-Sahara Afrika, di mana satu dari empat orang kekurangan gizi.
Bank Pembangunan Afrika menyatakan ekonomi Afrika tumbuh rata-rata 4,8 persen antara tahun 2002 dan 2011.
Penelitian Afrobarometer yang dilansir hari Selasa menyatakan hal tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan tidak menyebar ke masyarakat miskin, atau bahwa tingkat pertumbuhan yang dilaporkan itu keliru.
Kelompok riset Afrobarometer melakukan survei terhadap 50 ribu orang di 34 negara Afrika. Disebutkan bahwa separuh responden mengaku menghadapi kekurangan pangan, air bersih, dan obat-obatan paling tidak satu kali pada tahun lalu.
Sekitar satu dari lima responden menyatakan kekurangan itu kerap dialami.
Secara terpisah, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menyatakan jumlah orang yang menghadapi kelaparan kronis menurun di seluruh dunia tetapi tingkat tertinggi masih ditemukan di kawasan sub-Sahara Afrika, di mana satu dari empat orang kekurangan gizi.
Bank Pembangunan Afrika menyatakan ekonomi Afrika tumbuh rata-rata 4,8 persen antara tahun 2002 dan 2011.
Penelitian Afrobarometer yang dilansir hari Selasa menyatakan hal tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan tidak menyebar ke masyarakat miskin, atau bahwa tingkat pertumbuhan yang dilaporkan itu keliru.
