Ketua DPR Amerika, Paul Ryan hari Selasa (6/12) membela pesan-pesan Twitter Presiden Donald Trump selama akhir pekan yang memperingatkan bahwa ia akan memberlakukan bea cukai 35% bagi barang-barang yang diimpor oleh perusahaan-perusahaan Amerika yang membuat produknya di luar negeri.
“Pesan itu konsisten dengan tujuan kita untuk membuat bisnis dan produk Amerika lebih bersaing dalam ekonomi global. Kita yakin cara terbaik untuk mencapai tujuan itu adalah lewat reformasi pajak secara menyeluruh. Masalah kita sebagian besar disebabkan kita mengenakan pajak yang terlalu besar pada bisnis Amerika, lebih besar dari pajak pesaing luar negeri mereka. Itu sebabnya perusahaan asing menang dan kita kalah,” ungkap Ryan.
Paul Ryan juga mengatakan Amerika bisnis-bisnis besar memindahkan kantor pusat mereka akibat ketentuan pajak di Amerika. Seandainya mereka meraih keuntungan di luar negeri, mereka tidak akan menanamkannya kembali di Amerika karena peraturan pajak Amerika itu. Ia juga menambahkan reformasi pajak akan menyelesaikan masalah itu.
Donald Trump juga mendapat kecaman karena berbicara dengan Presiden Taiwan, sebuah negara yang oleh China dianggap sebagai bagian dari negara komunis itu.
“Tentu saja (sikap yang) bijaksana menerima ucapan selamat. Saya berbicara dengan presiden Taiwan itu ketika pesawatnya singgah di Miami beberapa bulan lalu. Adalah bijaksana presiden terpilih menerima ucapan selamat melalui telepon. Ini terlalu dibesar-besarkan. Menurut saya kalau ia tidak menjawab telepon, maka ia bisa dianggap mengacuhkan atau sombong. Jadi ini bukan merupakan masalah,” tambah Ryan.
Presiden Terpilih Donald Trump minggu lalu juga mengatakan telah berhasil menyelamatkan 800 lapangan kerja di perusahaan AC – Carrier yang berniat memindahkan operasinya dari Indianapolis ke Meksiko. Trump juga berjanji untuk mengurangi tingkat pajak perusahaan-perusahaan besar untuk mempertahankan lapangan kerja di Amerika. [my/jm]