Presiden sementara Kirgistan mengatakan dia telah meminta Rusia agar mengirim tentara untuk membantu menghentikan kekerasan etnis yang telah menewaskan paling sedikit 50 orang dan melukai lebih dari 650 orang lainnya. Roza Otunbayeva mengatakan pada hari Sabtu, tanpa pertolongan dari luar, pihak berwenang setempat tidak akan bisa menghentikan kekerasan di kota Osh, Kirgistan selatan, kota terbesar kedua di negara itu.
Sebelumnya, hari Sabtu pemerintah sementara Kirgistan juga menghimbau kepada pensiunan polisi dan perwira angkatan darat untuk pergi ke kota Osh untuk mencegah meruncingnya bentrokan antar suku itu menjadi perang saudara.
Kekerasan antar-suku itu pecah hari Kamis di Osh, kota kedua terbesar di Kirgistan. Bentrokan terus berlangsung hari Sabtu setelah pemerintah sementara memberlakukan keadaan darurat dan mengerahkan pasukan ke daerah itu.
Bentrokan terjadi antara mayoritas etnis Kirgis dan minoritas etnis Uzbek di kota Osh, yang merupakan basis pendukung mantan presiden Kurmanbek Bakiyev. Ia digulingkan dan melarikan diri dari negara itu awal April dalam pergolakan yang menewaskan 85 orang.
Presiden Rusia dan Tiongkok yang sedang menghadiri pertemuan puncak regional di negara tetangga Uzbekistan telah menyerukan pengakhiran segera kerusuhan. Berbagai kerusuhan telah meningkatkan keprihatinan akan kestabilan politik di Kirgistan, dimana terdapat pangkalan militer Amerika dan Rusia.