Korea Utara menembakkan dua rudal dari kawasan pantai timurnya Kamis. Peluncuran ini dilakukan ketika Pyongyang mengeluh tentang latihan militer Amerika-Korea Selatan yang akan datang. Sementara analis mengatakan, peluncuran itu mungkin tidak akan menggagalkan pembicaraan nuklir yang ada, hal ini justru menegaskan ketidakmampuan Amerika Serikat untuk memajukan pembicaraan itu.
Rudal yang diluncurkan Kamis (25/7), tampaknya adalah rudal jarak pendek – mungkin serupa dengan yang diluncurkan Korea Utara pada bulan Mei lalu. Peluncuran itu tidak menggagalkan pembicaraan nuklir waktu itu, dan analis yang berbasis di Seoul Bong Youngshik mengatakan peluncuran rudal yang terbaru ini juga mungkin tidak.
"Ini adalah upaya lain oleh otoritas Korea Utara untuk memberikan tekanan tambahan kepada Washington sebelum negosiasi yang sebenarnya, untuk menetapkan agenda tentang negosiasi tingkat kerja mengenai denuklirisasi," ujar Youngshik.
Tetapi peluncuran ini terjadi di waktu yang sangat rumit, yaitu kurang dari sebulan setelah Presiden Amerika Donald Trump bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di zona demiliterisasi - sebuah pertemuan yang oleh banyak pejabat Gedung Putih digambarkan sebagai mengubah hubungan antara kedua negara bermusuhan itu.
Sejak pertemuan itu, Korea Utara telah gagal untuk muncul pada pembicaraan tingkat kerja. Sebaliknya, pekan ini Kim berpose di sebelah kapal selam yang tampaknya mampu menangani rudal berujung nuklir. Ini adalah ketegangan baru, tetapi, kata Youngshik, tergolong ringan menurut standar Korea Utara.
“Anda tidak ingin membuat Presiden Trump marah. Anda ingin mempertahankan kedekatannya dengan Anda. Jadi saya berpikir Korea Utara tidak berniat untuk melanggar benang merahnya," tambahnya.
Trump mengabaikan provokasi Korea Utara ini, dan justru menegaskan persahabatannya dengan Kim.
Sementara itu, Korea Selatan mengatakan akan melanjutkan latihan militer bersama yang direncanakan dengan Amerika Serikat, meskipun Korea Utara keberatan. Washington dan Seoul telah mengurangi latihan-latihan itu, tetapi sejauh ini hal itu tidak membuat Korea Utara puas. [pd/jm]