Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos, pakar ekonomi lulusan Amerika dan pemimpin FARC Timoleon Jimenez menandatangani perjanjian itu pada sebuah acara di Havana, Kuba dihadiri oleh para pemimpin internasional seperti Sekjen PBB Ban Ki-moon, utusan khusus Amerika dan Presiden Kuba, Chile, Venezuela dan negara-negara Amerika Latin lainnya.
Perjanjian damai itu memaparkan bagaimana anggota pemberontak akan didemobilisasi dan menyerahkan senjata mereka begitu gencatan senjata dilaksanakan.
Serangan militer selama 15 tahun yang didukung Amerika memperlemah pasukan pemberontak dan memaksa pemimpin FARC yang makin tua berunding dengan pemerintah tahun 2012.
Pemberontak Kolombia mendapati Santos adalah mitra yang bisa dipercaya, yang minggu ini mengatakan bahwa ia mengharapkan menyelesaikan perjanjian damai itu untuk memperingati proklamasi kemerdekaan Kolombia dari Spanyol tanggal 20 Juli.
Para perunding sepakat bulan Januari bahwa PBB akan bertanggung jawab memantau dipatuhinya perjanjian akhir dan menyelesaikan perselisihan yang muncul akibat pembubaran pemberontak.
Hanya beberapa hal kecil yang masih harus diselesaikan bagi perjanjian damai itu. Yang utama dan terpenting adalah bagaimana versi akhir perjanjian itu disahkan dan punya kekuatan hukum sehingga tidak akan gagal jika pemerintah yang lebih konservatif menggantikan Santos yang akan berakhir masa jabatannya tahun 2018. [my/al]