Pihak bewenang di China dan Hong Kong mengetatkan kontrol terhadap masyarakat sipil, ketika warga di puluhan kota seluruh dunia, menggelar peringatan ke-35 Pembantaian Lapangan Tiananmen pada Selasa (4/6).
Menjelang peringatan ini, pihak berwenang Hong Kong menahan delapan orang atas unggahan di mesia sosial yang memperingati peristiwa Empat Juni. Polisi mengklaim bahwa tindakan itu bertujuan menggunakan “tanggal sensitif yang akan tiba” untuk menghasut kebencian terhadap pemerintah Hong Kong dan berisi niat menghasut.
Tokoh paling menonjol di antara mereka yang ditangkap adalah pengacara HAM Chow Hang-tung, yang ditahan sejak 2021 karena menyelenggarakan Peringatan Tiananmen tahunan di Taman Victoria, Hong Kong, yang sudah dilarang sejak Beijing menerapkan UU Keamanan Nasional yang kontroversial di bekas koloni Inggris itu pada 2020.
Individu lain yang ditahan oleh polisi Hong Kong termasuk ibu dari Chow dan paman serta mantan anggota Aliansi Hong Kong yang kini dibubarkan. Organisasi ini dulu biasa menyelenggarakan peringatan tahunan dan Chow adalah pemimpinnya, sebelum kemudian dibubarkan.
Sebagai tambahan dari delapan orang yang ditahan karena unggahan media sosial memperingati peristiwa Empat Juni, polisi Hong Kong juga menahan artis Sanmu Chen pada Senin di distrik perbelanjaan yang sibuk, Causeway Bay, di dekat Victoria Pak.
Laporan media lokal menyatakan bahwa Chen pura-pura sedang minum di depan mobil van polisi dan menulis atau menggambar sesuatu di udara. Ini adalah tahun kedua Chen ditahan oleh polisi menjelang peringatan Pembantaian Lapangan Tiananmen.
Alih-alin berjaga-jaga di Tiananmen yang kini dilarang, sejumlah organisasi komunitas pro-China menggelar sebuah “karnaval makanan” dari 1 Juni hingga 5 Juni di Victoria Park, sebuah gerakan yang oleh sejumlah aktivis dikategorikan sebagai ironis.
Di China, pihak berwenang menghukum mantan pemimpin Mahasiswa Tiananmen, Xu Guang empat tahun penjara pada 3 April lalu, karena menuntut pemerintah China mengakui pembantaian dank arena membawa poster yang mendesak kompensasi dari pemerintah di depan kantor polisi setempat pada Mei 2022.
Terpisah dari hukuman penjara terhadap Xu, sejumlah anggota keluarga dari korban Tiananmen atau mantan pemimpin mahasiswa Tiananmen, juga ditempatkan di bawah pengawasan ketat polisi menjelang peringatan pada Selasa, menurut organisasi pemantau HAM.
Pihak berwenang China juga melakukan sensor terhadap berbagai kata-kata, frasa, dan bahkan emoji yang berhubungan dengan Pembantaian Lapangan Tiananmen.
Aktivis China, Li Ying untuk menjadi sumber terkemuka pemberitaan selama “gerakan kertas putih” di China pada 2022, mengungkapkan bahwa pihak berwenang China telah
melarang penggunaan emoji lilin di China, yang biasanya digunakan secara umum oleh warganet untuk unggahan terkait dengan Pembantaian Tiananmen.
Sejumlah analis menyatakan bahwa penindakan yang meningkat terhadai masyarakat sipil yang diinisiasi oleh pihak berwenang Hong Kong dan China menjelang peringatan Tiananmen, menggambarkan upaya mereka untuk menghapus memori terkait dengan peristiwa tragis itu.
“Pemerintah Hong Kong mengirimkan pesan bahwa Empat Juni jelas merupakan garis merah keamanan nasional bagi Hong Kong dan mereka ingin memastikan tidak ada peringatan atau tidak ada ingatan terkait Empat Juni di masyarakat,” kata Maya Wang, direktur sementara Pemantau HAM China kepada VOA melalui telepon.
Sementara dua UU keamanan nasional yang diterapkan oleh pemerintah Hong Kong sejak 2020, pada dasarnya telah melarang peringatan publik terhadap peristiwa Empat Juni, Wang mengatakan sejumlah orang di kota tersebut masih menggunakan referensi terselubung untuk memperingati peristiwa itu.
“Peristiwa Empat Juni terus menjadi memori bersama diantara warga Hong Kong dan Anda melihat sebagian dari mereka membuat referensi terselubung terkait tanggal itu dengan mengenakan pakaian hitam atau melalui gerak-gerik tertentu,” kata dia.
Dia juga menambahkan, bahwa dampak dari upaya pihak berwenang untuk menghapus kenangan terkait dengan peristiwa Empat Juni masih belum jelas.
Sebuah surat kabar Katolik di Hong Kong yang biasanya merilis informasi mengenai peringatan Tiananmen, mempublikasikan sebuah halaman yang nyaris kosong pada Minggu, ketika mereka merespon peringatan yang akan tiba. Kardinal Katolik Roma Hong Kong, Stephen Chow mendesak pemberian maaf dan diferensiasi secara tersamar bagi peringatan Tiananmen dalam sebuah artikel yang dia publikasikan.
Meskipun peringatan tidak banyak dilakukan di China dan Hong Kong, sejumlah kota di dunia, termasuk Tokyo, Paris, London, New York, Boston dan Taipei masing-masing menyelenggarakan acara untuk memperingati peristiwa itu, yang terjadi ketika pasukan pemerintah menembaki protes pro demokrasi yang dipimpin mahasiswa pada 4 Juni, menyebabkan apa yang dianggap sebagai kematian ribuan orang. [ns/ab]
Forum