China menyatakan telah mengambil alih bekas konsulat AS di Chengdu, kota di bagian barat daya, sebagai langkah pembalasan atas penutupan konsulatnya di Houston, Texas, pekan lalu.
Kementerian Luar Negeri China mengumumkan bahwa konsulat ditutup pada pukul 10 pagi waktu setempat, sesuai tenggat yang ditetapkan pihak berwenang China dan hanya beberapa waktu setelah bendera AS diturunkan untuk terakhir kalinya. Beberapa menit kemudian, sekelompok petugas China memasuki bangunan tersebut dan mengambil alih tempat tersebut.
Kedutaan Besar AS di Beijing menyampaikan selamat tinggal kepada konsulat di Chengdu dalam video yang diposting di akun Twitternya, dengan menulis “Kami akan merindukanmu selamanya.”
Menjelang penutupannya, keamanan ketat melingkupi kawasan konsulat pada hari Minggu sewaktu para staf bersiap-siap meninggalkan tempat tersebut.
Tiga truk pengangkut barang terlihat memasuki kompleks tersebut, sementara polisi berseragam dan berpakaian preman berjajar di kedua sisi jalan, yang juga dilapisi dengan penghalang besi.
China menuduh sebagian personel di konsulat Chengdu “melakukan aktivitas yang tidak sesuai dengan identitas mereka.” Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan aktivitas semacam itu telah mengganggu urusan China dan merusak kepentingan-kepentingan keamanannya. Ia tidak menyebutkan rinciannya.
Perintah China untuk menutup konsulat AS di Chengdu dikeluarkan Jumat lalu sebagai pembalasan atas perintah AS untuk menutup konsulat China di Houston. Washington memerintahkan China agar menutup kantornya di Houston “untuk melindungi hak atas kekayaan intelektual Amerika dan informasi pribadi Amerika.”
Sewaktu penutupan konsulat China di Houston berlaku pada Jumat lalu, sekelompok lelaki yang tampaknya adalah para petugas AS tampak menerobos masuk fasilitas itu melalui pintu belakang.
Wang hari Sabtu (25/7) mengatakan bahwa hal itu melanggar perjanjian bilateral dan internasional dan China akan menanggapinya. Ia tidak merinci apa tanggapan itu.
Langkah saling memerintahkan penutupan itu semakin memperuncing ketegangan antara kedua negara terkait berbagai isu mulai dari spionase perdagangan dan industri hingga masalah hak asasi manusia. [uh/ab]