Korea Utara melakukan uji coba misil lagi, hanya satu hari setelah Korea Selatan menangguhkan penempatan sistem anti-misil Amerika, Terminal High Altitude Area Defense (THAAD).
Uji coba itu berlangsung Kamis pagi (8/6) dari kota pesisir, Wonsan. Banyak proyektil yang tampaknya adalah misil jelajah jarak dekat yang diluncurkan dari darat dengan target kapal ditembakkan dan terbang sejauh 200 kilometer sebelum jatuh di Laut Jepang, atau yang di Korea biasa disebut Laut Timur, sebut Kantor Gabungan Kepala Staf Korea Selatan (JCS).
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bulan lalu memerintahkan militernya untuk membangun kemampuan misil yang mampu menarget dengan tepat kapal-kapal musuh di laut, sebut media pemerintah Korea Utara.
Dalam pekan pertama bulan Juni, dua kapal induk Amerika, USS Carl Vinson dan USS Ronald Reagan, melakukan latihan militer di kawasan perairan internasional antara Semenanjung Korea dan Jepang.
JCS Korea Selatan menyatakan uji coba hari Kamis merupakan tanggapan langsung terhadap latihan Angkatan Laut Amerika baru-baru ini.
Kepala Humas JCS Roh Jae-Cheon menyatakan, uji coba itu dimaksudkan untuk memamerkan kemampuan berbagai jenis misil dan merupakan protes bersenjata untuk memamerkan kemampuan serangan jitunya terhadap kapal-kapal perang musuh terkait latihan gabungan kapal-kapal induk Amerika baru-baru ini, atau untuk memanfaatkan hubungan Amerika dan Korea Utara atau antar-Korea.
JCS juga menyatakan bahwa uji coba misil jelajah dengan ketinggian rendah oleh Korea Utara itu tidak melanggar sanksi-sanksi Dewan Keamanan PBB yang secara khusus melarang pembuatan senjata nuklir dan misil balistik yang terbang tinggi.
Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga juga menyatakan uji coba misil jelajah itu tidak perlu ditanggapi PBB. [uh/ab]