China mengatakan hampir 30 kepala negara yang hadir dalam forum Belt and Road pertama, bersama negara itu menandatangani komunike, berjanji memerangi proteksionisme dan menjamin perdagangan yang bebas dan inklusif. China juga menggunakan pertemuan itu untuk meyakinkan negara lain mengenai cakupan dan tujuan prakarsa ambisius itu.
Ketika Presiden China Xi Jinping meluncurkan prakarsa Belt and Road lebih dari tiga tahun lalu, fokus utamanya adalah perdagangan dan konektivitas.
Fokusnya tetap, tetapi dalam forum dua hari di Beijing, semakin jelas bahwa proyek itu kini jauh lebih besar.
"Kami berusaha menghubungkan jalur darat dengan pelabuhan laut dan membangun jaringan infrastruktur jalur darat dan laut. Kami juga akan meningkatkan konektivitas lunak seperti berbagi informasi, saling menghormati peraturan, dan saling membantu dalam penegakan hukum, bekerja sama dalam bidang termasuk pembangunan berkelanjutan, memerangi korupsi, mengentaskan kemiskinan dan mitigasi bencana," kata Xi.
Melalui prakarsa Belt and Road, China hendak menunjukkan sikap uniknya pada globalisasi dan perdagangan internasional. Tetapi tidak semua negara mau bergabung.
Brigitte Zypries, menteri ekonomi dan energi Jerman mengatakan, "Jerman sebagai negara tidak meminta ikut dalam prakrasa itu, tetapi perusahaan-perusahaan Jerman ingin menjadi bagian dari prakarsa itu. Jelas relevan bagi kami untuk mengetahui apa yang akan dibangun dan prosedur ikut dalam pembangunan adalah sama untuk setiap perusahaan dan setiap negara."
China bertekad melawan proteksionisme dan mempromosikan perdagangan bebas, sangat bertentangan dengan pembatasan terhadap perusahaan asing di negara itu. Dan banyak negara yang masih skeptis terhadap rencana tersebut.
Lebih dari 100 negara dan organisasi hadir dalam pertemuan itu, termasuk delegasi dari Amerika dan Korea Utara.
Presiden Rusia Vladimir Putin termasuk kepala negara yang hadir. Uniknya, Putin bermain piano sementara menunggu bertemu Xi pada hari yang sama ketika Korea Utara meluncurkan rudal terbarunya.
China mengatakan negara-negara yang hadir dalam Forum Belt and Road itu menyetujui rencana aksi dengan 270 sasaran, dan pertemuan lain dijadwalkan tahun 2019. [ka/al]