Norwegia yang biasanya damai terguncang hari Jumat akibat serangan kembar yang menewaskan sejumlah orang.
Ledakan bom petang hari yang menarget kantor pusat pemerintah negara itu di Oslo, ibukota Norwegia, menewaskan tujuh orang. Beberapa jam kemudian seorang lelaki bersenjata menyamar perwira polisi melepaskan tembakan di perkemahan pemuda di pulau di lepas pantai Norwegia barat, utara Oslo. Pejabat-pejabat mengatakan setidaknya 10 tewas di tempat itu dan jumlah korban tewas diperkirakan meningkat. Umumnya korban adalah anak-anak.
Menteri Kehakiman Norwegia kepada wartawan mengatakan pelaku serangan di pulau Utoya adalah warga Norwegia dan ia kini dalam tahanan. Perdana Menteri Jens Stoltenberg kepada wartawan mengatakan "serangan pengecut" itu tidak akan menghancurkan demokrasi Norwegia maupun "komitmen negara itu untuk dunia yang lebih baik."
Serangan hari Jumat itu merupakan kekerasan paling banyak menelan korban di Norwegia sejak Perang Dunia II.
Belum jelas siapa yang bertanggungjawab atas, maupun motif, serangan-serangan itu. Tapi pejabat-pejabat Norwegia menyatakan keduanya saling terkait.
Dalam gedung yang dibom di Oslo terdapat kantor Perdana Menteri Jens Stoltenberg, tapi ia tidak di sana ketika itu dan tidak cedera.
Presiden Amerika Barack Obama segera mengutuk pemboman itu dan menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya korban jiwa. Ia mengatakan seluruh komunitas internasional sama-sama bertanggungjawab mencegah terjadinya apa yang ia sebut “teror semacam ini."
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, melalui jurubicara, menyatakan terkejut mendengar serangan-serangan itu dan mengatakan PBB bersama rakyat Norwegia "pada saat yang mengerikan ini."
Pemboman di Oslo menghancurkan ratusan jendela di gedung pusat pemerintah setinggi 17 lantai. Jendela-jendela di gedung-gedung lain sejauh 400 meter juga hancur. Kekerasan politik boleh dibilang tidak dikenal di Norwegia, dan Oslo adalah tempat Hadiah Nobel Perdamaian diberikan setiap tahun.