Pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah memangkas jumlah pengungsi yang akan diizinkan bermukim di AS tahun mendatang, dengan menetapkan batas 15 ribu orang. Ini adalah batas terendah dalam sejarah program pengungsi modern Amerika.
Presiden Trump menuntaskan rencananya dalam sebuah memo Selasa malam (27/10) dan mengatakan bahwa batas untuk tahun fiskal 2021, yang dimulai bulan ini, mencakup 6.000 penempatan yang tidak digunakan dari tahun sebelumnya “yang mungkin telah digunakan seandainya tidak ada pandemi COVID-19.”
Presiden dari partai Republik yang berusaha untuk terpilih kembali pada pemilu 3 November mendatang, telah mengambil sikap keras terhadap imigrasi baik legal maupun ilegal, termasuk memangkas tajam jumlah pengungsi yang diterima setiap tahun sejak ia mulai menjabat pada tahun 2017.
Dalam pernyataannya, Trump mengatakan setiap pengungsi baru tahun ini harus ditempatkan oleh Departemen Luar Negeri AS di beberapa bagian negara yang terbuka untuk menerima mereka.
“Pengungsi yang baru diterima harus ditempatkan, sebisa mungkin, di AS dan lokasi-lokasi yang telah dengan jelas menyatakan kesediaan untuk menerima para pengungsi” dan “dimukimkan di komunitas-komunitas yang sangat ingin dan siap untuk mendukung mereka agar berhasil membaur ke dalam masyarakat dan angkatan kerja Amerika,” kata Trump.
Para pengecam menyatakan Trump telah meninggalkan peran lama AS sebagai tempat berlindung yang aman bagi orang-orang yang dipersekusi dan bahwa pemangkasan jumlah pengungsi yang diterima merusak sasaran kebijakan luar negeri lainnya.
Pesaing Trump dari partai Demokrat yang juga mantan presiden, Joe Biden, telah berjanji akan meningkatkan jumlah pengungsi yang masuk menjadi 125 ribu per tahun apabila ia mengalahkan Trump, meskipun para aktivis telah menyatakan program itu perlu waktu bertahun-tahun untuk pulih.
Puluhan ribu pengungsi telah mengajukan permohonan untuk bermukim di AS, bahkan ketika proses penyaringan yang diperketat oleh pemerintahan Trump dan virus corona telah memperlambat kedatangan pengungsi untuk tahun fiskal 2020, yang memiliki kuota 18 ribu orang.
Rencana Trump untuk tahun 2021 mengalokasikan 5.000 tempat untuk pengungsi yang menghadapi persekusi keagamaan, 4.000 untuk pengungsi dari Irak yang membantu AS, dan 1.000 bagi pengungsi dari El Salvador, Guatemala dan Honduras, serta 5.000 lagi untuk kelompok lainnya.
Pemerintah melarang masuk pengungsi dari Somalia, Suriah dan Yaman kecuali dalam kasus “masalah kemanusiaan khusus,” seperti risiko terorisme. [uh/ab]